Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan hubungan antara negaranya dan Amerika Serikat bukanlah persaingan, sehingga tidak tepat untuk menggambarkan kondisi jelang pertemuan dua pemimpin negara tersebut.
"Persaingan di antara negara-negara besar bertentangan dengan tren zaman dan tidak menyediakan jawaban atas masalah di AS dan tantangan dunia saat ini. China tak takut persaingan, tetapi kami tidak setuju menyebut hubungan China-AS didefinisikan sebagai suatu persaingan," kata Mao Ning kepada awak media di Beijing, China, pada Senin.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Bidin direncanakan akan bertemu di San Francisco, California, pada 15 November 2023. Xi akan mengunjungi AS pada 14-17 November guna menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) ke-30.
"China memandang hubungan dengan AS sesuai dengan tiga prinsip yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping, yaitu saling menghormati, hidup berdampingan secara damai dan bekerja sama yang saling menguntungkan," kata Mao Ning.
Namun, kata dia, AS perlu menghormati kebutuhan dan hak China untuk membangun negara ketimbang terlalu menekankan kekhawatirannya sendiri sehingga mengorbankan kepentingan China.
"Upaya untuk mengubah negara lain sesuai citra negaranya sendiri hanyalah angan-angan belaka, sejenis hegemonisme yang tidak akan menghasilkan apa-apa. China tidak berupaya mengubah AS dan AS juga tidak seharusnya berupaya membentuk atau mengubah China," katanya.
Mao Ning juga berharap AS bertindak sesuai komitmennya untuk tidak memulai Perang Dingin baru dengan China, tidak berniat untuk berkonflik dengan China, dan memilih untuk bekerja sama dengan China guna mengembalikan hubungan bilateral ke jalur pembangunan yang baik dan stabil.
Terkait kondisi di Selat Taiwan, Mao Ning menegaskan pentingnya menjaga "status quo" di kedua sisi selat karena wilayah tersebut adalah bagian dari China.
"Otoritas DPP (Democratic Progressive Party Taiwan) dan kekuatan eksternal yang mendukung dan berkomplot dengan agenda separatislah yang mengubah status quo. Masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri China dan cara penyelesaiannya adalah urusan China, kami tidak mengizinkan campur tangan asing," kata Mao Ning.
Dia mengingatkan bahwa beberapa Presiden AS sebelumnya telah membuat komitmen jelas mengenai Taiwan, termasuk dalam pertemuan di Bali di mana AS menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah AS tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan".
"AS perlu menghormati komitmennya terhadap prinsip Satu China dan menentang 'kemerdekaan Taiwan' dengan tindakan nyata," kata Mao Ning, menegaskan.
Masalah lain yang disinggung oleh jubir Kemlu China itu adalah situasi di Laut China Selatan.
"China tidak akan mengambil satu inci pun wilayah yang bukan milik kami, dan sebaliknya, tidak menyerahkan satu inci pun wilayah milik kami," ungkap Mao Ning.
China, kata dia, berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi dan konsultasi dengan negara-negara terkait, tetapi pada saat yang sama tidak akan goyah menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah.
"AS harus berhenti menciptakan dalih dan campur tangan dalam perselisihan antara China dan negara-negara terkait mengenai hak dan kepentingan teritorial maupun maritim, apalagi membendung dan mengepung China dengan mengeksploitasi isu-isu tersebut," kata Mao Ning.
Isu lain yang akan dibahas dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut adalah konflik Palestina-Israel yang terus menyita perhatian dunia.
"China berpihak pada kesetaraan dan keadilan. Kami telah melakukan kontak erat dengan pihak-pihak terkait dan berkomitmen untuk melakukan untuk mencegah eskalasi dan melindungi warga sipil. Kami berharap AS akan mengambil sikap objektif dan adil, serta memainkan peran konstruktif dalam menghentikan konflik," kata Mao Ning.
Pertemuan antara Xi dan Biden itu bakal berlangsung di tengah sikap Israel yang menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.
AS dan sekutu-sekutunya sudah menyatakan untuk mendukung jeda kemanusiaan di Gaza, wilayah kantong Palestina yang saat ini menjadi target pengeboman Israel paling mematikan.
Baca juga: Pertemuan Xi-Biden akan bantu stabilkan hubungan bilateral penting
Baca juga: Xi Jinping hadiri KTT China-AS, Pertemuan Pemimpin APEC ke-30 di AS
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023