"Laba bersih kami meningkat 46 persen dibandingkan periode uang sama di tahun lalu (2022)," kata Direktur Utama Citi Indonesia Batara Sianturi dalam konferensi pers "Economic Outlook & Pemaparan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Kuartal III-2023" di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, di tengah gejolak yang dihadapi pasar Indonesia, Citi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas.
Total aset perusahaan meningkat sebesar 4,8 persen secara (yoy) sehingga menjadi Rp99 triliun yang ditopang oleh kenaikan kredit yang tumbuh sebesar 11,7 persen.
Dari sisi rasio kecukupan likuiditas (LCR) dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR), kata dia, Citi Indonesia tetap kuat di 265 persen dan 129 persen, di atas ketentuan minimum.
Batara mengatakan, pihaknya juga memiliki modal yang kuat dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 30,5 persen.
Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat stabil sebesar 3 persen dan perusahaan terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang sebagaimana tercermin dalam rasio NPL net sebesar 0,3 persen.
"Kami yakin kualitas ini akan tetap dalam kondisi baik melalui penerapan asa kehati-hatian dan manajemen resiko terutama dalam menghadapi kondisi perekonomian yang menantang," katanya.
Batara menambahkan, kondisi keuangan Citi Indonesia yang positif menjadi bukti komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan ekonomi, serta kemampuan kami untuk mengatasi tantangan pada lini institutional clients group.
Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023