Dumai, Riau (ANTARA News) - Para pengecer bahan bakar minyak di Dumai, Riau, menjual premium seharga Rp8.000 per liter sejak pemerintah memberlakukan kenaikan harga premium dan solar bersubsidi 22 Juni lalu.

"Dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, kini pedagang bensin eceran menjual seharga Rp8.000 per liter," kata Ikbal, seorang warga Kecamatan Dumai Kota, Rabu.

Dengan tingginya harga premium tersebut, meski sudah memaklumi kondisi, namun Ikbal berharap kedepannya tidak lagi dinaikkan oleh pedagang karena akan semakin menambah beban masyarakat konsumen.

Ikbal menjelaskan, sebelum harga BBM naik, premium di tingkat pengecer dijual bervariasi oleh pedagang, antara Rp 5.500 hingga Rp 6.000 perliter.

"Kalau dinaikkan lagi bisa tambah menderita masyarakat karena saat ini juga sudah terjadi kenaikan harga bahan pokok di pasar," ujarnya.

Seorang pengecer premium di Jalan Hasanuddin, Kecamatan Dumai Barat mengatakan, harga yang dijual ke tingkat konsumen tersebut sudah disesuaikan dengan harga pembelian di SPBU ditambah dengan uang tips.

"Setiap mengisi bensin mesti menambahkan uang tips kepada petugas pengisi di SPBU dengan besaran antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per jerigen, sehingga harga di eceran juga kita naikkan," ujar pedagang tersebut.

Menurutnya, menaikkan harga bensin eceran pinggir jalan tersebut masih wajar dengan mengambil keuntungan yang tidak berlebihan, namun tetap masih bersifat sementara karena masih menunggu reaksi konsumen.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013