Saya sedih dengan pengunduran Bapak negara ini yang selama pemerintahannya saya hidup dan dewasa. Tetapi saya merasa masa depan terjamin karena penggantinya adalah Sheikh Tamim yang muda dan dewasa."
Doha (ANTARA News) - Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani mengundurkan diri pada Selasa dan menyerahkan tahta kepada puteranya Sheikh Tamim.
Penurunan tahta Sheikh Hamad setelah berkuasa selama 18 tahun merupakan peristiwa yang jarang terjadi di dunia Arab, tetapi para analis memperkirakan tak akan terjadi perubahan-perubahan signifikan di negara Teluk yang kaya minyak itu, lapor AFP.
"Saya berpidato hari ini untuk mengumumkan bahwa saya menyerahkan tahta kepada Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani," kata Emir yang berusia 61 tahun itu kepada rakyat Qatar dalam satu pidato yang disiarkan televisi.
Keputusan itu menandai dimulainya "era baru dengan kepemimpinan muda akan membawa bendera yang akan menaruh harapan-harapan generasi mendatang mengenai prioritas-prioritasnya," katanya.
Sheikh Hamad menderita sakit ginjal tapi para pejabat menyatakan dia tak mengundurkan diri karena kesehatannya melainkan mendorong kepemipinan lebih muda ke muka.
Ia tampak sehat selama berpidato pada Selasa dan pertemuan-pertemuan akhir pekan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Presiden Prancis Francois Holande.
Di bawah sinar matahari yang menyengat, kerumunan warga berbaris di luar istana tepi laut di Doha untuk menyaksikan pengambilan sumpah setia Sheikh Tamim, 30 tahun. Ia berbadan tinggi dan tampak tersenyum berdiri dekat ayahnya untuk menyambut tetamu.
Di antara mereka yang menyalami ayah dan anak adalah ulama berpengaruh Yusuf al-Qardawi, yang memeluk keduanya. Qardawi adalah tokoh kontroversial di Barat dan memiliki jutaan pengikut sebagian besar dari Ihkwanul Muslimin.
Di satu kedai kopi di pinggiran Doha, seorang wanita muda yang mengenakan busana tradisional berwarna hitam menyuarakan perasaannya yang campur aduk.
"Saya sedih dengan pengunduran Bapak negara ini yang selama pemerintahannya saya hidup dan dewasa," ujar wanita itu kepada AFP. "Tetapi saya merasa masa depan terjamin karena penggantinya adalah Sheikh Tamim yang muda dan dewasa."
Di antara penguasa Teluk yang menyampaikan selamat kepada Sheikh Tamim ialah Raja Abdullah dari Arab Saudi, dan Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahayan.
Sheikh Tamim dijadwalkan menyampaikan pidato kenegaraan Rabu, kata seorang pejabat, setelah itu ia melakukan perombakan kabinet.
Beredar kabar di masyarakat bahwa Perdana Menteri Sheikh Hamad bin Jassem bin Jabr al-Thani termasuk yang akan diganti. Dia telah menduduki pos itu sejak 2007.
Sheikh Tamim, yang dilahirkan pada 1980, adalah putera kedua Emir itu dari istri keduanya Sheikha Mozah. Ia telah lama dipersiapkan untuk mengambil alih tongkat kepemimpinan Qatar.
Diplomat-diplomat mengatakan selama tiga tahun terakhir, Emir Qatar telah mengalihkan tanggung jawab keamanan dan militer kepada Tamim yang, sama dengan ayahnya, mengikuti akademi militer Sandhurst di Inggris.
Sheikh Hamad telah menggunakan kekayaan gas Qatar untuk melakukan modernisasi sejak ia menggulingkan ayahnya sendiri Sheikh Khalifa dalam satu kudeta pada 1995.
Dia menyerahkan tahta kepada puteranya, sampai sejauh ini paling muda di monarki-monarki di kawasan Teluk, untuk memimpin Qatar, pusat ekonomi dan politik dengan investasi multi miliar dolar di seluruh dunia.
Menurut Bank Dunia, PDB Qatar tercatat 173 miliar dolar AS pada 2011 semntara rata-rata pendapatan per kepala pada 2012 sebesar 98.000 euro (128.811 dolar) pada 2012.
Negara kecil di semenanjung itu menyimpan cadangan gas terbesar ketiga dan memproduksi sekitar 77 juta ton gas alam cair per tahun, membuatnya pemasok terbesar di dunia.
Otoritas Investasi Qatar menanam modal miliar dolar di dalam bisnis-bisnis mulai dari Volkswagen Jerman hingga Total, perusahaan energi raksasa Prancis dan jaringan supermarket Sainbury dan bank Barclays Inggris.
Negara itu juga mengembangkan kerajaan media berpengaruh melalui Al-Jazirah, saluran satelit pertama pan-Arab, yang bersiaran dalam bahasa Inggris, dan sedang mempersiapkan Al-Jazirah Amerika.
Di bawah Sheikh Hamad, Qatar memainkan peran dalam urusan Timur Tengah secara masif dibandingkan dengan ukurannya. Negara itu menjadi pendukung utama revolusi di Libya dan Suriah. (M016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013