Yerusalem (ANTARA) - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan mengambil alih Jalur Gaza setelah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas berakhir, kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (10/11).

"Setelah Hamas dilenyapkan, akan ada kontrol keamanan total Israel di Jalur Gaza, termasuk demiliterisasi penuh, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi ancaman dari Gaza terhadap warga Israel," kata Netanyahu kepada para wali kota dari kota-kota Israel yang berada di dekat perbatasan Gaza dalam sebuah pertemuan di Tel Aviv.

"Kami tidak akan menyerahkannya (Gaza) kepada pasukan internasional," ujarnya.

Pertemuan tersebut diadakan setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari sebelumnya menegaskan kembali bahwa Palestina "tidak akan menerima pendudukan kembali Gaza atau aneksasi wilayah mana pun dengan dalih apa pun".

Pernyataan tersebut disampaikan Abbas saat berpidato dalam sebuah upacara untuk mengenang mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat.

Abbas juga menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, makanan, air, listrik, dan bahan bakar, ke Jalur Gaza.

Sementara itu, IDF melanjutkan operasi militernya di Gaza pada Jumat, memobilisasi pasukan udara, laut, dan darat. Selama sehari terakhir, pasukan Israel menyerbu dan merebut beberapa pos terdepan Hamas di Gaza City dan menewaskan sekitar 150 militan, ungkap IDF.

IDF telah menyerang lebih dari 15.000 target Hamas di Jalur Gaza dan menyita lebih dari 6.000 senjata sejak awal konflik pada 7 Oktober, menurut pernyataan IDF yang dirilis pada Jumat.

Tentara Israel juga menyerang sejumlah target di Suriah pada Jumat pagi, sebagai respons atas serangan drone di Kota Eilat di Laut Merah pada Kamis (9/11).

Israel mengeklaim drone itu diluncurkan dari Suriah. Kelompok militer Lebanon Hizbullah mengonfirmasi tujuh anggotanya tewas dalam serangan udara IDF.

Sementara itu, di perbatasan Israel-Lebanon, lima tentara Israel mengalami luka-luka, termasuk empat orang dalam kondisi serius, akibat serangan rudal antitank dan drone yang dilancarkan Hizbullah. IDF menanggapinya dengan melancarkan serangan udara ke Lebanon.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas pada Jumat mengatakan bahwa lebih dari 11.000 warga Palestina telah terbunuh sejak pecahnya konflik Israel-Hamas.

Sementara itu, sedikitnya 1.400 orang di Israel tewas, dan total 239 orang disandera dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Menurut pihak kepolisian Israel, sedikitnya 870 jasad warga sipil dan 356 pasukan keamanan telah diidentifikasi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023