Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengimbau warga menggunakan masker, khususnya di daerah yang tengag dilanda kebakaran hutan dan lahan.

"Sedapat mungkin hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan. Jika terpaksa pergi ke luar rumah dan gedung maka sebaiknya menggunakan masker," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam surelnya, Selasa.

Tjandra menyarankan masyarakat meminum air putih lebih banyak dan memiliki Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti makan bergizi, tidak merokok, beristirahat yang cukup dan lain-lain.

"Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain," kata Tjandra.

Karena asap juga mengandung partikel polutan padat, Tjandra mengimbau orang untuk melindungi penampungan air minum dan makanan keluarga. "Jangan lupa buah-buahan agar dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak juga perlu dimasak dengan baik," kata Tjandra.

Untuk menghindari sesak nafas, lindungi ruangan sehingga polusi tidak masuk ke rumah, sekolah, kantor dan ruang tertutup lainnya.

Tjandra menilai kabut asap menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan kelestarian hayati dan secara umum mengganggu kesehatan semua orang.

"Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lanjut usia dan anak-anak," ujar Tjandra.

Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kabut asap antara lain iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan serta alergi, peradangan dan infeksi.

Kabut asap juga memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain seperti bronkitis kronik serta mempengaruhi kemampuan kerja paru sehingga orang mudah lelah dan kesulitan bernapas.

Bahan polutan pada asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi bisa menjadi sumber polutan bagi air bersih dan makanan yang tidak terlindungi sehingga makanan dan minuman di rumah harus ditutup rapat.

Kabut asap juga akan membuat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi. Buktinya, dari data kunjungan ke poli puskes Dumai Kota pada 14-21 Juni ada 109 kasus ISPA baru yang diperkirakan akibat kabut asap yang juga menimpa Malaysia dan Singapura.

Pewarta: Arie Novarina
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013