Dengan keterbatasan potensi awan, kami tetap akan mengoptimalkan penyemaian awan
Pekanbaru (ANTARA News) - Koordinator Lapangan Modifikasi Cuaca pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Erwin Mulyana mengatakan proses modifikasi cuaca untuk hujan buatan belum bisa optimal untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, akibat pengaruh dari badai siklon tropis di bagian Utara Indonesia.
"Badai siklon tropis di Utara membuat uap air tersedot ke sana sehingga belum bisa hujan," kata Erwin Mulyana pada jumpa pers di Lanud Pekanbaru, Selasa.
BPPT sudah melakukan penyemaian awan (cloud seeding) sejak Sabtu (22/6) dengan menebar NaCl menggunakan pesawat Cassa dan Hercules TNI AU. Rute penerbangan fokus pada daerah sekitar Bengkalis dan Dumai, namun baru bisa menghasilkan hujan gerimis di daerah Bukit Kapur Kota Dumai pada Minggu (23/6).
Sedangkan, berdasarkan pantauan satelit NOAA 18, selama 72 jam terakhir belum terdeteksi hujan di Riau dan seluruh Sumatera, artinya hujan gerimis belum bisa dikatakan signifikan sebagai hasil modifikasi cuaca.
"Hujan gerimis sudah cukup bagus karena akan bermanfaat mencuci atmosfer yang kotor sehingga kondisi asap di udara berkurang," katanya.
Meski begitu, ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan penyemaian awan sambil terus menunggu badai siklon tropis mengarah ke daratan sehingga peluang hujan meningkat.
Ia mengatakan, operasi penyemaian awan pada hari ini akan menebar tiga ton garam. Sebelumnya, BPPT sudah menebar sekitar delapan ton garam dalam tiga hari terakhir.
Pantauan titik panas (hotspot) berdasarkan citra satelit NOAA 18 terakhir tepantau pada tanggal 24 Juni mencapai 263 titik di Provinsi Riau, yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan.
Riau menjadi provinsi terbanyak lokasi titik panas di Pulau Sumatera yang keseluruhan mencapai 437 titik.
Sebaran titik panas terdeteksi di 11 kabupaten/kota. Daerah titik panas dari yang terbanyak antara lain Kabupaten Rokan Hilir dengan 66 titik, Pelalawan (42), Indragiri Hilir (29), Bengkalis (28), Rokan Hulu (25), Siak (25), Inhil (15), Kampar (16), Kuansing (12), Kota Pekanbaru (2), Kepulauan Meranti (2) dan Kota Dumai (1).
Sedangkan, asap sisa kebakaran masih mengarah ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013