Semua unsur elemen tokoh agama, tokoh masyarakat, semua ormas yang ada, tokoh lintas agama dan semua partai kami undangMataram (ANTARA) - Sebanyak 22 ribu orang dari keluarga besar Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat mengikuti ziarah makam pahlawan nasional Almagfurullah Zainuddin Abdul Madjid dan makam TGH Muhammad Sholeh Hambali, Sabtu.
Kepala Kanwil Kemenag NTB, Zamroni Aziz mengatakan, keluarga besar pondok pesantren, kementerian agama, madrasah, lintas agama dan seluruh elemen masyarakat mengikuti kegiatan ziarah makam dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan 2023.
"Alhamdulillah hari ini dua tokoh yang bisa kita kunjungi, yaitu TGH Muhammad Soleh Hambali, beliau adalah tokoh Nahdlatul Ulama dan TGH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pahlawan nasional," ujarnya.
Baca juga: Pamekasan gunakan nama M. Tabrani untuk jalan, gedung, dan taman
Menurut Zamroni, dua tokoh ini adalah repsentasi dari seluruh unsur yang di NTB ini dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW).
Ziarah makam adalah salah satu cara menghargai dan menghormati para pendahulu yang sudah berjasa untuk masyarakat, bangsa dan negara terutama di NTB ini.
"Semua unsur elemen tokoh agama, tokoh masyarakat, semua ormas yang ada, tokoh lintas agama dan semua partai kami undang," katanya.
Zamroni menjelaskan, TGH Muhammad Saleh Hambali merupakan tokoh dari NU yang sudah mencetak para tuan guru, para masyayikh, termasuk keberkahan masuk dalam dirinya secara pribadi.
"Memang tidak berguru langsung sama beliau, tapi anak-anak murid beliau adalah guru kami," ucap Zamroni.
Selain itu, TGH Muhammad Saleh Hambali perintis Pondok Pesantren Darul Qur'an. Di mana dulu, Bung Karno pernah singgah saat menjadi presiden.
Di Ponpes Nurul Qur'an, Bung Karno pernah mampir saat menjadi Presiden. Dulu tidak ada telepon, HP, tapi kami yakin Bung Karno adalah wali, maka yang mengetahui waliyullah adalah waliyullah.
Baca juga: Sandiaga harapkan album lagu WR Supratman menginspirasi generasi muda
"Saya yakin, beliau adalah waliyullah," ucapnya.
Zamroni mengatakan, Pj Gubernur NTB sudah menyampaikan, pihaknya akan berkoordinasi dengan anggota DPR RI, bagaimana TGH Saleh Hambali bisa diajukan menjadi pahlawan nasional dari kalangan NU NTB.
"Kiprah beliau luar biasa. Oleh sebab itu, Kenapa kami ziarah makam di dua tempat, yakni Bengkel dan Pancor. Karena dua tokoh ini telah berkontribusi besar kepada masyarakat NTB," tuturnya.
Sebelumnya, saat pelepasan rombongan ziarah makam di halaman Masjid Raya Hubbul Wathon Islamic Center Mataram, Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi didampingi Kapolda NTB Irjen Pol Raden Umar Faroq dan anggota DPR RI, Sari Yuliati menyampaikan bahwa pahlawan nasional Almagfurullah Zainuddin Abdul Madjid dan makam TGH Muhammad Sholeh Hambali merupakan tokoh-tokoh di NTB.
"Niatan ziarah makam kedua tokoh kita adalah tentu kita mendoakan. Kita berharap bahwa keberadaan dan kiprah-kiprah yang telah dilakukan kedua tokoh, bisa menginspirasi dan memotivasi langkah-langkah mengisi kemerdekaan," kata Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi.
Baca juga: Gubernur Kalsel ingatkan semangat juang Pahlawan Pangeran Antasari
Mereka berjuang dengan situasi kondisi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan khususnya pendidikan agama pada era-nya.
Tema peringatan Hari Pahlawan kali ini, Berjuang Melawan Kemiskinan dan Kebodohan, jadi tema hari pahlawan nasional tahun ini relevan dengan perjuangan kedua tokoh yang akan dikunjungi. Sebagai tujuan bernegara seperti disebutkan dalam pembukaan UUD 1945.
"Alhamdulillah dua tokoh ini sudah sudah melaksanakan pada era-nya dan sekarang terus terus berlanjut. Alhamdulillah satu diantaranya sudah dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional. Tentu, kita berikhtiar contoh-contoh baik yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh kita di NTB. Tugas generasi berikutnya adalah memberikan apresiasi dan kita inisiasi Datok TGH Muhammad Sholeh Hambali Darul Qur'an Bengkel menjadi pahlawan nasional. Diharapkan contoh-contoh baik dari Almagfurullah keduanya, mampu menginspirasi generasi muda pelanjut masa depan, untuk terus berbuat kebaikan," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023