Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi kembali bergerak di area negatif, melemah 15 poin menjadi Rp9.940 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta.
"Tekanan jual dari pasar obligasi terus meningkat membuat tekanan di pasar rupiah. Tekanan mata uang juga terjadi pada nilai tukar (mata uang) Asia lainnya," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih.
Ia mengatakan aksi jual terjadi sepanjang Juni dengan total penjualan mencapai Rp17,28 triliun atau setara dengan dua miliar dolar AS.
Sebagai salah satu pembeli di pasar Surat Berharga Negara (SBN), ia menjelaskan, Bank Indonesia (BI) menjadi penyangga aksi jual pelaku pasar asing itu namun kebijakan BI belum sepenuhnya bisa menghentikan aksi jual asing karena sentimen investor global saat ini cenderung negatif.
Rencana the Fed mulai mengurangi besaran stimulus menjelang akhir tahun, dan menghentikan program pembelian obligasi pemerintah sepenuhnya pada 2014, menurut dia, juga ikut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.
"Pernyataan itu membuat aksi jual investor sehingga mendorong penguatan dolar AS dan melemahkan mata uang lainnya," kata dia.
Meski demikian, lanjut dia, BI akan menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap stabil.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan intervensi BI akan menahan penguatan mata uang AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013