Lintang sukses mengumpulkan 36.6 poin, dengan rincian dari nomor boulder 18.6 poi , dan dari nomor lead sebesar 18 poin. Total poin tersebut membawanya menempati peringkat 8 di semifinal dan lolos ke babak final.
Ia mengaku tidak menyangka bisa masuk ke babak final di kejuaraan yang melawan pesaing dari 15 negara di Asia tersebut.
“Tidak menyangka bisa masuk final karena pas lihat hasil dari boulder, peringkatnya turun dibanding babak kualifikasi kemarin. Peringkat kemarin ada di urutan ke-11. Terus turun jadi 13, jadi tidak kepikiran lolos final,” ujarnya ketika ditemui setelah pertandingan.
Atlet berusia 19 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ia sempat menemui kesulitan ketika di lintasan boulder karena jalur yang dipertandingkan lebih susah.
“Pagi tadi kan boulder. Itu lebih susah jalurnya daripada saat kualifikasi. Benar-benar kurang kemampuannya di boulder. Jadi tadi fokus mengejar di lead,” kata dia.
Ia juga merasa belum puas dengan hasil yang ia dapatkan di babak kualifikasi maupun semifinal hari ini. Namun, ia lebih memilih mensyukuri hasil apa pun yang dicapainya.
Terkait final besok, tidak ada hal khusus yang ia persiapkan. Target yang ia pasang pun hanya ingin menampilkan performa yang terbaik.
“Targetnya menampilkan yang terbaik saja. Belum ada target juga juara satu juga. Pertandingan ini lebih untuk menambah jam terbang,” kata atlet yang memiliki tinggi 158 cm tersebut.
Pada babak semifinal boulder & lead, peraih peringkat pertama nomor putri adalah atlet asal Jepang Futaba Ito dengan total raihan skor sebesar 187.8. Sedangkan nomor putra, posisi pertama ditempati oleh Sorato Anraku dengan skor sebesar 184.6.
Baca juga: Usaha Sukma Lintang Cahyani memupuk asa ke Olimpiade 2028
Baca juga: Lintang Cahyani siap lebih cermat di semi final "boulder & lead"
Baca juga: Ravianto-Raviandi antisipasi rintangan di semifinal Asian Qualifier
Baca juga: Tim boulder & lead Indonesia maju ke semifinal IFSC Asian Qualifiers
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023