Jakarta(ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyarankan agar pada masa kepresidenan 2009-2014 Kementerian Kependudukan dihidupkan kembali untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia. Sekretaris Utama Bappenas, Syahrial Loethan, di Jakarta, Selasa, mengatakan saat ini Indonesia sedang menghadapi kompetisi global yang ketat. Dia menjelaskan fungsi dari kementerian kependudukan untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas, tidak dapat dicakup oleh fungsi kementerian atau departemen lainnya, seperti Depkes, Kementerian Peranan Wanita, atau Depsos. "Dengan adanya kementerian kependudukan, maka upaya-upaya untuk meningkatkan daya saing orang Indonesia akan lebih fokus dan tidak terpisah-pisah," katanya. Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan keberadaan Badan Koordinasi Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) harus direvitalisasi. "Kalau menurut saya, BKKBN masih tetap relevan, dan siapa yang menjadi presiden (pada 2009) harus bisa melihat demografi sebagai isu yang strategis," katanya. Dia mencontohkan ketika program KB masih ada, Indonesia berhasil menekan angka pertambahan penduduk, namun hal itu tidak lagi ditemui saat ini. "Sekarang mulai rada jebol, jika pertumbuhan pertumbuhan penduduk saat ini sudah mulai meningkat," katanya. Menurut data Bappenas, Jumlah penduduk pada 2005 adalah 225,3 juta orang, meningkat menjadi 248,46 juta orang pada 2015. Tapi pertumbuhan penduduk terus mengalami penurunan dari 1,34 persen per tahun dalam periode 2000-2005, menjadi 1,27 persen per tahun pada 2005-2010. Dari 225,3 juta penduduk pada 2005, angkatan kerja berjumlah 148,3 juta penduduk dan diperkirakan akan bertambah pada 2006 menjadi 150,6 juta penduduk dan 170,8 penduduk pada 2015. Sedangkan rangking indeks pembangunan manusia Indonesia pada 2005 berada pada posisi 110, atau lebih baik dari Myanmar (129), Kamboja (130) dan Laos (133). Rangking didasarkan pada tingkat kesempatan hidup yang mencapai 66,8 tahun, tingkat melek huruf 87,9 persen, dan PDB per kapita 3.361 dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2006