Panel-panel surya tersebut dioperasikan oleh Stasiun Pembangkit Listrik Fotovoltaik Shandong Yifeng, yang memiliki total kapasitas terpasang sebesar 67 MW dan produksi listrik tahunan sebesar 108 juta kWh.
Stasiun tersebut dibangun sebagai proyek pembangkit listrik fotovoltaik di lereng bukit terbesar di provinsi tersebut. Stasiun itu secara efektif mengubah daerah pegunungan yang sebelumnya suram menjadi pusat produksi energi berkelanjutan yang berkembang pesat.
Sebagai kota terakhir di Shandong yang mendapatkan akses listrik untuk setiap rumah tangga, Linyi sebelumnya menghadapi kemunduran dalam hal pembangunan akibat krisis listrik.
Terletak di Pegunungan Yimeng, Linyi dalam beberapa tahun terakhir memanfaatkan keunggulan sumber daya alamnya yang unik untuk pengembangan sumber energi baru, seperti tenaga fotovoltaik, tenaga bayu, dan energi biomassa.
"Dahulu saya pulang ke rumah di tengah kegelapan setelah seharian bekerja di ladang. Namun, kini setiap jalan pedesaan dilengkapi dengan lampu jalan bertenaga surya yang indah, ramah lingkungan, dan aman," kata Wei Guanghe, yang berasal dari Desa Daliang di Linyi, yang sudah memiliki 253 lampu jalan.
Dengan pesatnya ekspansi pembangkit listrik tenaga fotovoltaik, sejumlah lokasi, seperti kawasan perbukitan, perkebunan, dan lahan yang tidak subur di Linyi kini dilengkapi dengan panel fotovoltaik, yang secara bersamaan membantu mendorong produksi pertanian serta pengembangan energi ramah lingkungan.
Saat ini, masyarakat di Pegunungan Yimeng tidak hanya menggunakan energi ramah lingkungan untuk menerangi rumah mereka, tetapi juga memanfaatkan sinar matahari untuk menciptakan peluang ekonomi melalui pembangkit listrik tenaga fotovoltaik.
"Kami memasang 60 panel fotovoltaik di atap rumah kami, dan sekarang kami dapat memperoleh 1.600 yuan (1 yuan = Rp2.147) atau sekitar 223 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.649) dalam sebulan dengan menjual listrik yang dihasilkan oleh panel-panel ini," ujar Wang Guimin yang berasal dari Desa Yanyu di wilayah Feixian, Kota Linyi. Hampir 300 rumah tangga di desa tersebut telah melengkapi atap rumah mereka dengan panel surya fotovoltaik yang didistribusikan.
Selain tenaga fotovoltaik, Liyin juga memaksimalkan pemanfaatan tenaga air. Pada 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Yimeng mulai menghasilkan listrik. Sejak saat itu, Liyin telah mengoptimalkan alokasi sumber daya serta secara efektif mengatasi masalah konsumsi energi ramah lingkungan.
Hingga akhir Oktober, total kapasitas produksi listrik terpasang di Linyi mencapai 14,35 GW, dengan tenaga fotovoltaik, tenaga bayu, tenaga biomassa, dan tenaga air menyumbangkan lebih dari 54 persen, menurut Li Biao, seorang pejabat di perusahaan pemasok listrik Linyi milik State Grid China.
Ini merupakan contoh dari pesatnya perkembangan energi ramah lingkungan di China, seiring negara tersebut berupaya mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060.
Dari total tersebut, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga fotovoltaik yang didistribusikan mencapai 4,5 GW, menduduki peringkat pertama di Provinsi Shandong, dan dengan demikian membantu revitalisasi daerah pedesaan di basis revolusioner lama itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023