Ada beberapa pertanyaan seputar pemilihan dan penggunaan para pemain, taktik-taktik, dan pengaturan permainan Zaccheroni."

Tokyo (ANTARA News) - Masa depan Alberto Zaccheroni sebagai pelatih tim nasional Jepang berada dalam bahaya setelah mereka tersingkir dari Piala Konfederasi di Brazil, yang merupakan turnamen pemanasan untuk Piala Dunia tahun depan, tanpa raihan satu kemenangan pun.

Samurai Biru kalah 1-2 dari Meksiko pada pertandingan terakhir fase grup yang dilangsungkan pada Sabtu, setelah sebelumnya kalah 0-3 dari tuan rumah Brazil. Meski demikian, mereka tampil cukup baik saat kalah 3-4 dari Italia.

Media Jepang mengatakan tim juara Asia sebanyak empat kali itu kekurangan pemain-pemain berkelas dunia, dan Zaccheroni enggan mencoba bakat-bakat dan talenta baru.

"Ada beberapa pertanyaan seputar pemilihan dan penggunaan para pemain, taktik-taktik, dan pengaturan permainan Zaccheroni," kata Kunishige Kamamoto, mantan penyerang yang sekarang menjadi penasehat Asosiasi Sepak Bola Jepang, kepada tabloid Nikkan Gendai.

"Sudah jelas bahwa metode dan pemilihan pemain Zaccheroni saat ini mungkin dapat meraih kemenangan di Asia, namun kita tidak akan pergi ke mana-mana saat melawan tim-tim papan atas dunia," kata Kamamoto (69). "Kita harus mediskusikan secara serius apa yang seharusnya kami lakukan dan bagaimana."

Zaccheroni telah mendapat kritik karena tetap memainkan pengatur permainan CSKA Moscow Keisuke Honda dan bintang Manchester United Shinji Kagawa saat melawan Meksiko, meski keduanya jelas terlihat sudah kelelahan.

"Merupakan hal normal bahwa terdapat beberapa pertanyaan mengenai masa depan pelatih tim papan atas ketika mereka kalah dalam tiga pertandingan secara berturut-turut," kata kritikus sepak bola senior Sergio Echigo kepada harian Nikkan Sports.

"Saya tidak dapat memahami pergantian-pergantian yang ia lakukan. Jika ia tidak memiliki ide lain selain menggunakan Honda dan Kagawa yang berada dalam penampilan terburuk mereka, saya tidak berpikir bahwa tim nasional memiliki masa depan yang sangat cerah."

Saat ditanyai mengapa ia hanya melakukan tiga pergantian untuk pertandingan melawan Meksiko pada konferensi pers pasca pertandingan, Zaccheroni menjawab, "Identitas tim akan berubah jika saya mengganti terlalu banyak pemain-pemain tim pertama."

Harian bisnis Nikkei menyebut Zaccheroni menggunakan pemain-pemain "yang tidak konsisten" dan menyesali absennya beberapa pemain pengganti yang dapat mengubah kekuatan tim.

Zaccheroni, yang sebelumnya melatih AC Milan, Inter Milan, dan Juventus di Italia, mengambil alih posisi pelatih Samurai Biru setelah mereka mencatatkan finis terbaik di Piala Dunia dengan mencapai babak 16 besar di Afrika Selatan 2010.

"Saya ingin mempelajari apa yang semestinya dapat kami kembangkan. Saya senang mengetahuinya," kata pelatih asal Italia ini, yang telah berjanji untuk membuat Jepang menjadi pesaing yang layak diperhitungkan pada Piala Dunia di Brazil. "Saya percaya kami dapat mendekatkan celah dengan dunia." (RF/A016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013