Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menyebut bahwa orang Indonesia harus kuat agar tidak terpecah belah oleh paham radikalisme dan terorisme yang tumbuh dari sikap intoleransi.
“Kita bangsa Indonesia mampu membentuk persatuan dan kesatuan dari berbagai perbedaan. Kita harus duduk bersama dan bersinergi. Orang Indonesia harus kuat jangan sampai terpecah belah dengan paham radikalisme dan terorisme yang tumbuh dari bibit-bibit intoleransi,” kata dia sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan pesan tersebut saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional Pencegahan Paham Radikalisme Bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045 di Universitas Semarang (USM), Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/11).
Di hadapan ratusan mahasiswa USM, Rycko mengajak para generasi muda untuk menghargai perbedaan yang terwujud dalam sikap toleransi dan menjauhi segala bentuk intoleransi.
Dijelaskan Kepala BNPT, ciri-ciri dari intoleransi, antara lain, tidak mengenal dan menerima perbedaan, serta merasa paling benar dan menilai semua orang yang tidak seperti mereka itu salah. Sikap intoleransi tersebut tidak mungkin bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Rycko mengenang bahwa sejarah telah membuktikan dan mengajarkan kepada bangsa Indonesia bahwa negara ini dibentuk dan diperjuangkan oleh berbagai orang dari latar belakang suku dan agama yang berbeda.
"Negeri ini dibangun dari perbedaan. Jika generasi mudanya tidak lagi memiliki rasa kebangsaan, toleransi, tidak mampu menghargai keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika, hal ini yang akan menjadi akhir dari perjalanan NKRI," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Rycko juga memuji USM sebagai universitas pertama yang mendeklarasikan sebagai kampus kebangsaan dengan sejumlah inovasi, seperti pembentukan Unit Pelaksana Nonstruktural (UPNS) Pencegahan dan Penanganan Anti Toleransi, Anti Perundungan dan Anti Korupsi.
Kemudian, melakukan pembinaan karakter bela negara dan wawasan kebangsaan, membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKMPIB), Satgas Anti Intoleransi Mahasiswa, dan berbagai kegiatan dalam rangka membangun kesadaran dan keterlibatan bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan itu, BNPT RI memberikan penghargaan kepada USM sebagai Kampus Kebangsaan yang Menjaga Keindonesiaan.
“Semoga kampus USM menjaga konsistensi dan terus menjadi pelopor Kampus Kebangsaan yang menjaga Keindonesiaan,” harap Rycko.
Menjawab harapan Kepala BNPT, Rektor USM Dr. Supari meyakini institusi pendidikan perguruan tinggi yang dia pimpin akan selalu berkontribusi dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa dengan terus mengampanyekan program anti-intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Di samping memproduksi ilmu pengetahuan dan teknologi, kami juga menghasilkan lulusan yang profesional dan berdaya saing dan satu lagi adalah ber-visi tentang keindonesiaan. Pendiri universitas ini telah mencetuskan bahwa USM adalah kampus kebangsaan," ucap Supari.
Baca juga: BNPT ajak mitra deradikalisasi tinggalkan ideologi terorisme
Baca juga: Kepala BNPT: Perkuat rasa kebangsaan dengan pengetahuan
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023