Awal jatuh cinta dengan panjat tebing

Awal mula atlet asal DI Yogyakarta itu terjun ke dalam cabang olahraga panjat tebing karena pengaruh keluarganya.

Sambil mengusap keringatnya seusai bertanding, ia duduk dan mulai menceritakan kisahnya.

Ayahnya yang merupakan seorang anggota klub pecinta alam ketika SMA, menularkan kecintaannya dengan panjat tebing kepada Sukma dan kedua kakaknya. Kakak Sukma yang pertama juga dikenalkan dengan cabang olahraga tersebut ketika bersekolah di SMA 3 Padmanaba Yogyakarta.

Pada tahun 2014, saat berusia 10 tahun, ia sering ikut mengantar kakaknya berlatih. Lalu, oleh pelatih panjat tebing di tingkat kota yang bernama Omak Surajono atau yang lebih akrab disapa Mas Mate, ia ditawari ikut mencoba memanjat.

Beberapa bulan kemudian, Sukma dengan berani mengikuti lomba panjat tebing se-Jawa dan Bali dan berhasil meraih juara ketiga. Dari situlah ia mulai jatuh cinta dan bahkan "ketagihan" untuk menggapai juara dalam cabang olahraga yang di Indonesia mulai dimainkan pada tahun 1960 itu.

Sukma pun kian tekun berlatih. Benar saja. Usahanya dengan mengikuti latihan demi latihan serta berbagai kejuaraan tak mengkhianati hasil yang ia dapatkan.
Ia mendapatkan panggilan untuk berlatih di Pelatnas Tahun 2020 di Bekasi sebagai atlet profesional seusai dinyatakan lolos Seleksi Nasional (Seleknas) Atlet Junior Cabang Olahraga Panjat Tebing Tahun 2020 pada 9 November 2020.

Saat Seleknas yang berlangsung di Bekasi pada 19-24 Oktober 2020 itu, ada dua atlet junior DI Yogyakarta yang mengikuti Seleknas untuk kategori Junior U-15-17, yaitu Sukma Lintang Cahyani dan Ramaski Aswin Kristanto, Namun, hanya Sukma yang dinyatakan lolos dalam seleksi.

Kejuaraan pertama yang Sukms ikuti setelah mengikuti Pelatnas adalah Wali Kota Cup Jambi 2020. Sayangnya, ia belum menjadi juara dan hanya bisa sampai masuk babak final.

Tak patah arang, kekalahan itu menjadi penyemangat untuk betlatih lebih keras hingga ia berhasil mengukir gelar juara satu dari Kejuaraan Nasional Kelompok Umur (Kejurnas KU) Panjat Tebing XV Tahun 2021 di Aceh.

Perjuangannya terus berlanjut. Ia konsisten mengikuti berbagai kejuaraan di tingkat nasional lainnya, termasuk di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Prestasi yang diraih di dalam negeri membuka kesempatan bagi Sukma untuk mengikuti kejuaraan tingkat internasional. Event Continental Championship di Korea Selatan pada 2022 adalah debut Sukma memanjat di luar negeri. Setelah itu ia mengikuti Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Bern, Swiss, pada 2023.

Berbekal prestasi yang menjanjikan di kejuaraan-kejuaraan yang diikutinya, Sukma pun dipercaya tampil mewakili Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou, sebagai debut pertamanya dalam kejuaraan tingkat Asia yang digelar empat tahunan tersebut.

Tak ketinggalan, Sukma juga tampil di berbagai pertandingan internasional yang digelar oleh Federasi Panjat Tebing Internasional atau International Federation of Sport Climbing (IFSC), termasuk pada kualifikasi tingkat Asia yang digelar pada 9-12 November 2023 di Jakarta.

Capaian peringkat dan jam terbang dari berbagai pertandingan tersebut pun dipupuk untuk melangkah ke fokus utama sesungguhnya, yaitu Olimpiade Los Angeles 2028.


Baca juga: Tim boulder & lead Indonesia maju ke semifinal IFSC Asian Qualifiers
Baca juga: FPTI fokus tingkatkan peringkat dunia atlet sektor combined
Baca juga: Kemenpora berikan pendampingan psikologis bagi atlet panjat tebing

Berikutnya: Sukma menuju Olimpiade 2028

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023