... perusahaan Amerika Serikat dapat berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia... "Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono bertemu dengan para CEO perusahaan Amerika Serikat, menyamakan visi di bidang kerja sama teknologi, perminyakan, manufaktur dan jasa.
"Jadi para CEO Amerika Serikat hadir untuk menyamakan visi. Mereka bertekad membangun dan melanjutkan investasi di Indonesia," kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan hal itu setelah mendampingi Yudhoyono menerima delegasi Dewan Bisnis ASEAN-Amerika Serikat (USABC).
Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel, yang mendampingi delegasi tersebut, berharap perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dapat berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam pertemuan itu delegasi USABC yang hadir antara lain Ketua Even Greenberg, Wakil Ketua Keith Williams dan Greg Brown, Marciel, Presiden Conoco Phillips, Ryan Lance, Presiden Ernst and Young, Mark Weinberger, serta Ketua PWC Worldwide, Dennis Nally.
Sementara itu, Yudhoyono didampingi Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, Menteri Keuangan, Chatib Basri, dan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa.
Disebutkan pula, delegasi pengusaha Amerika Serikat itu bertekad melanjutkan kerja sama dan mencari peluang-peluang baru kerja sama.
Sementara itu, Yudhoyono didampingi Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, Menteri Keuangan, Chatib Basri, dan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa.
Disebutkan pula, delegasi pengusaha Amerika Serikat itu bertekad melanjutkan kerja sama dan mencari peluang-peluang baru kerja sama.
Salah satu investor pertambangan besar Amerika Serikat di Indonesia adalah PT Freeport Indonesia, yang berinduk ke Freport McMoran. Mereka memegang konsesi tambang emas, perak, dan mineral ikutan lain di Tembagapura, Papua.
Luas eksplorasi tambang mereka di Blok A dan Blok B Grasberg sekitar 212,343 Hektare. Luas kedalaman lubang tambang terbuka itu lebih dari 230 kilometer persegi.
Cadangan di Grasberg sekitar 2,5 milyar ton metrik. Berdasarkan data satu sumber mengacu produksi 2008, tambang Grasberg dapat memproduksi bijih emas 14,58 ton perhari, bijih perak 55 ton perhari, dan bijih tembaga ribuan ton perhari.
Indonesia memiliki saham minoritas dalam pertambangan asing yang beroperasi di bumi nusantara itu.
(G003/C004)
Pewarta: GNC Aryani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013