London (ANTARA) - Australia dan negara kepulauan di Pasifik, Tuvalu, pada Jumat meneken perjanjian keamanan dan perubahan iklim yang dirancang untuk menangkal pengaruh China yang semakin besar di Pasifik dan memupus kekhawatiran besar negara kepulauan dataran rendah itu terhadap naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim.
Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui dari Tuvalu dan peran negara ini di Pasifik.
NEGARA KECIL DI PASIFIK SELATAN
Di tengah-tengah Australia dan Hawaii, terletak Tuvalu yang terdiri atas sembilan atol dengan luas hanya 26 km persegi.
Separuh dari total 11.200 penduduknya tinggal di Funafuti yang menjadi ibu kota negara ini. Funafuti sekaligus menjadi nama pulau. Terbentang di sekitar laguna, pulau terbesar ini hanya memiliki lebar 650 meter. Ketika air pasang sangat tinggi, maka sekitar 40 persen pulau utama di Tuvalu ini terendam air laut.
Pada 2050, diperkirakan separuh wilayah ibu kota Funafuti terendam air pasang setiap hari.
Perekonomian Tuvalu hampir seluruhnya tergantung kepada pendapatan dari izin penangkapan ikan dan pemasukan lain yang berkaitan dengan izin domain internet.
Uni Falepili yang ditandatangani bersama Australia pada Jumat mengalokasikan 16,9 juta dolar Australia untuk mereklamasi lahan dari laut dan memperluas Funafuti sekitar 6 persen. Reklamasi ini bakal menciptakan lahan perumahan baru.
Falepili adalah kata dalam bahasa Tuvalu yang berarti nilai-nilai tradisional mengenai bertetangga baik, kepedulian, dan saling menghormati.
Perjanjian tersebut mewajibkan Australia membantu Tuvalu dalam merespons bencana alam besar, pandemi kesehatan, dan agresi militer.
TERANCAM NAIKNYA PERMUKAAN LAUT
Tuvalu, yang merdeka dari Inggris pada 1978, adalah anggota Aliansi Negara-negara Pulau Kecil yang total menghimpun 42 negara yang paling rentan dari banjir akibat naiknya air laut.
Hanya 4,5 m di atas permukaan laut untuk titik tertingginya, sebagian negara ini terancam hilang ditelan Samudera Pasifik.
Posisinya yang genting telah menjadikannya pusat perhatian dalam politik perubahan iklim. Pada 2021, Menteri Luar Negeri Simon Kofe berpidato dalam konferensi iklim COP26 PBB dengan berdiri setinggi lutut di dalam air laut di bagian sebuah pulau yang sebelumnya berada di atas air.
PENGUNGSI DI METAVERSE
Pada 2021 Tuvalu menyatakan sedang menjajaki cara mempertahankan zona maritim ekonomi dan pengakuan sebagai sebuah negara jika kenaikan permukaan laut mengakhiri negara tersebut. Setahun kemudian muncul gagasan melestarikan negara ini dengan versi digital dirinya dalam metaverse.
Menanggapi perubahan iklim yang memburuk, Australia akan membolehkan maksimum 280 warga Tuvalu bermigrasi ke Australia setiap tahun sebagai bagian dari program visa khusus dalam "Uni Falepili" yang diumumkan Jumat.
SAHABAT TAIWAN
Tuvalu adalah salah satu dari 13 negara yang mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan. Sikap politik ini membuat Tuvalu berselisih dengan China saat Australia dan Amerika Serikat bersaing dengan Beijing dalam berebut pengaruh di kawasan Pasifik selatan.
Perdana Menteri Tuvalu Kausea Natano mengunjungi Taiwan tahun lalu dan berjanji kukuh menjaga hubungan Tuvalu-Taiwan. Pada 2019 Tuvalu menolak tawaran dari perusahaan-perusahaan China untuk membangunkan pulau buatan guna mengatasi kenaikan permukaan laut.
"Uni Falepili" yang ditandatangani bersama Australia pada Jumat mewajibkan kedua negara sepakat sebelum Tuvalu memutuskan bekerja sama dalam bidang keamanan dengan negara lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Tuvalu keluar dari Konferensi Laut PBB demi bela Taiwan
Baca juga: Buktikan perubahan iklim, Menlu Tuvalu pidato sambil berdiri di laut
Baca juga: Tuvalu Ajak AS Serius Tanggapi Perubahan Iklim
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023