Tokyo (ANTARA News) - Nilai tukar dolar terus menguat di perdagangan Asia pada Senin, dipicu oleh tanda-tanda Federal Reserve AS akan mulai mengurangi stimulusnya yang sangat besar pada akhir tahun ini, sehingga investor berbondong-bondong kembali ke greenback.
Di perdagangan Tokyo pada sore hari, unit AS diambil 98,41 yen dari 97,87 yen di New York pada Jumat, melanjutkan relinya kembali menuju batas psikologis 100-yen.
"Di balik peningkatan dolar AS ini adalah aliran masuk repatriasi dari `emerging market` (pasar yang sedang tumbuh) karena para investor bergerak untuk melindungi keuntungan setelah periode kinerja cemerlang yang didorong oleh kebijakan Fed," kata Credit Agricole.
"Arus masuk repatriasi dolar tampak akan tetap menjadi pengaruh dominan minggu ini dengan (greenback) terus mengungguli mata uang safe-haven tradisional lainnya termasuk yen Jepang dan franc Swiss."
Sementara euro melemah terhadap dolar pada 1,3105 dolar dari 1,3122 dolar dan naik kembali terhadap unit Jepang pada 129,01 yen dari 128,45 yen.
Pada Minggu, Partai Liberal Demokrat (LDP) Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang berkuasa dan mitranya partai Komeito Baru memastikan kemenangan kuat dalam pemilu majelis metropolitan Tokyo, yang dipandang sebagai sebuah tes lakmus untuk pemilu nasional majelis tinggi pada bulan depan.
Kemenangan ini merupakan suara kepercayaan terhadap rencana peningkatan ekonomi perdana menteri Abe, yang dikenal sebagai "Abenomics", yang telah mendorong yen melemah tajam sejak akhir tahun lalu karena pengeluaran besar pemerintah dan pelonggaran moneter yang agresif.
Pekan lalu, dolar melonjak ketika pasar global terhuyung-huyung oleh indikasi Federal Reserve kemungkinan akan mulai mengurangi stimulus besar-besarannya pada tahun ini, dengan kekhawatiran meningkat oleh krisis uang tunai di China.
Pada Rabu (19/6) Ketua Fed Ben Bernanke mengatakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS cukup kuat untuk mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada pertengahan 2014.
Langkah-langkah pelonggaran cenderung membebani mata uang karena mereka membanjiri pasar dengan uang tunai, membuat kurangnya permintaan.
Pasar juga akan melihat serangkaian data ekonomi AS dan Jepang akhir pekan ini, kata para dealer.
Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik.
Unit AS melemah menjadi 31,11 baht Thailand dari 31,23 baht pada Jumat, menjadi 59,66 rupee India dari 59,68 rupee, menjadi 43,71 peso Filipina dari 43,97 peso dan menjadi 9.934 rupiah Indonesia dari 10.038 rupiah.
Greenback menguat menjadi 1,2764 dolar Singapura dari 1,2754 dolar Singapura, menjadi 1.157,45 won Korea Selatan dari 1.155,89 won, dan menjadi 30,11 dolar Taiwan dari 30,09 dolar Taiwan.
Dolar Australia merosot menjadi 92,06 sen AS dari 92,23 sen, sementara yuan China diambil 16,04 yen dari 15,91 yen, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013