Bandung (ANTARA News) - Hampir semua infrastruktur penunjang pariwisata di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, hancur luluh akibat diterjang gelombang tsunami pada Senin (17/7) sore, demikian wartawan ANTARA melaporkan dari Pantai Pangandaran, Selasa pagi. Pengamatan di lapangan menunjukkan ratusan hotel dan tempat penginapan lainnya serta sentra-sentra kerajinan, warung, cafe dan pasar ikan yang menghadap ke laut hancur berantakan, sementara perahu-perahu yang biasanya berjejer di Pantai barat dan Pantai Timur Pangandaran berserakan di daerah Jalan Bulak Laut, Jalan Jaga Lautan, dan Mekar Asih Pangandaran. Akibat terjangan tsunami, bibir pantai Pangandaran juga hancur luluh seperti terkena abrasi, dan sampah serta puing-puing bangunan berserakan di berbagai lokasi, sementara Pos Polisi (Pospol) Air Polda Jabar di Pantai Timur Pangandaran juga rusak berat. "Pangandaran benar-benar kembali ke titik nol. Hampir tidak ada satu pun bangunan yang utuh serta tak ada pula barang berharga yang tersisa. Saya belum tahu kapan memulai kehidupan normal lagi di sini," kata Firman, salah seorang penjual barang-barang kerajinan di Pantai Pangandaran. Sementara itu, para nelayan satu per satu mulai memilih dan memilah-milah perahunya yang telah menjadi puing-puing yang berserakan, sementara sebagian nelayan lainnya tampak sibuk bersama tim relawan dan personil TNI melakukan pencarian korban ke berbagai lokasi, terutama di reruntuhan hotel dan bangunan besar lainnya sampai ke tengah laut. Pada umumnya warga setempat dan para nelayan sendiri sebelumnya mengaku sempat khawatir akan datangnya musibah tsunami di Pantai Pangandaran sebagaimana yang terjadi di Nangro Aceh Darussalam beberapa waktu lalu. "Apa yang kami khawatirkan menjadi kenyataan. Saat ini kami membutuhkan bantuan dari Pemerintah agar kami dapat memulai kembali kehidupan yang normal," katanya Deni Hamdani, warga Jalan Hanjata Pangandaran. Sementara itu korban yang meninggal di Pangandaran hingga Selasa pagi pukul 10.00 WIB tercatat 105 orang, dan empat orang di antaranya adalah warga negara asing, yakni Elman (58) asal Belanda, Kent Chlnet (46) asal Swedia serta seorang wanita dan anak perempuannya asal Pakistan yang belum diketahui namanya. "Keempat warga negara asing itu sebelum dikuburkan akan divisum karena terkait dengan kewarganegaraannya," kata dr Agung, dokter kesehatan dari Polda Jabar yang tengah bertugas di Pangandaran. Agung mengutip keluarga Elman menjelaskan bahwa warga negara Belanda yang beristrikan Siti Halimah, warga Desa Sukaresmi Kecamatan Sidomuli Pangandaran itu sebelumnya pada Selasa pekan ini berencana kembali ke Belanda. Namun ia keburu meninggal dunia diterjang tsunami. "Elman yang sudah tinggal selama 12 tahun di Pangandaran itu akan dikuburkan di kampung istrinya di Sukaresmi, sementara jenazah Kent Chlnet akan diambil keluarganya," kata dr Agung. Saat berita ini diturunkan Gubernur Jabar Danny Setiawan dan Kapolda Jabar Irjen Pol Paiman sedang melakukan peninjauan ke berbagai lokasi di Pantai Pangandaran. (*)
Copyright © ANTARA 2006