By Huawei Indonesia Newsroom
Jakarta (ANTARA) - Di era digital yang semakin maju, industri jasa keuangan menjadi salah satu industri yang paling kompetitif. Kemajuan teknologi menyebabkan disrupsi di industri jasa keuangan yang memacu bank konvensional maupun startup Fintech untuk segera mengadopsi teknologi finansial terkini agar mampu beradaptasi dengan tantangan pasar dan sekaligus membuka peluang yang baru.
Teknologi finansial berperan penting bagi pelaku industri jasa keuangan dalam merambah pasar yang lebih luas, sekaligus mengembangkan peluang sinergi horisontal dengan ekosistem industri yang sama-sama telah melakukan transformasi digital. Pengadopsian teknologi finansial menjadi tak terelakkan lagi, mengingat perubahan perilaku nasabah seiring peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air.
Selain itu, perilaku transaksi nasabah di era pandemi lalu turut berperan besar dalam proses disrupsi di industri jasa keuangan saat ini. Nasabah menjadi semakin gandrung menggunakan layanan keuangan digital. Hal ini terefleksi pada data Bank Indonesia terkait transaksi digital banking yang meningkat 9,88% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4.944,1 triliun pada Maret 2023. Sementara, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh tinggi 11,39% secara tahunan (yoy) mencapai Rp34,1 triliun di periode yang sama.
Data di atas menandakan nasabah semakin gemar melakukan penyelesaian transaksi pembayaran, pemindahan dana, hingga pembelian telah dilakukan secara online atau mobile, meninggalkan kebiasaan lama yang sebelumnya mengandalkan transaksi di kantor cabang.
Saat ini, setidaknya, Indonesia telah memiliki 13 bank digital yang ikut meramaikan pasar keuangan nasional. Jumlah bank digital diyakini akan terus bertambah seiring perkembangan teknologi yang kian pesat yang mendorong perubahan perilaku bertransaksi keuangan nasabah.
Pada perkembangannya, seperti tercantum pada kajian Bank Dunia, teknologi finansial menjadi sebuah kebutuhan utama bagi perusahaan jasa keuangan, baik itu perbankan maupun startup fintech . Kemampuan adaptif teknologi maju menjadi penentu perjalanan institusi keuangan di era transformasi digital. Sebuah era yang ditandai dengan ekspektasi nasabah yang tinggi terhadap layanan digital yang prima. Kemampuan institusi keuangan memberikan layanan bertransaksi dalam hitungan detik dan tanpa kontak langsung yang akan menjaga brand mereka tetap relevan di mata end user alias nasabah.
Kunci Transformatif Untuk Kian Gencarnya Evolusi Industri Finansial di Indonesia
Komputasi cloud hadir sebagai salah satu teknologi kunci yang menjadi andalan bagi pemain di ranah layanan finansial. Cloud berperan penting dalam memperkuat institusi finansial agar terus kompetitif di era digital, sebagai fondasi dalam menopang terwujudnya transformasi di sektor ini melalui sederet keunggulan yang dihadirkannya, beberapa di antaranya seperti dalam mendukung efisiensi di sisi operasional, keamanan digital, hingga dalam optimalisasi penerapan strategi manajemen relasi pelanggan atau (CRM) dan upaya pendeteksian fraud.
Pemanfaatan Cloud membawa potensi yang besar dalam memperluas demokratisasi layanan finansial. Di sisi lain, terdapat tantangan besar bagi perbankan tradisional dalam menjangkau masyarakat yang bertempat tinggal tersebar dari kota hingga ke lokasi-lokasi terpencil Indonesia dalam mengakses layanan perbankan tradisional. Platform berbasis Cloud dan aplikasi bergerak menjadi solusi dalam menjembatani kesenjangan ini, sehingga layanan finansial dapat menyentuh hingga ke ujung bangsa. Ini tidak saja akan memperluas basis nasabah bagi institusi-institusi finansial, namun juga diharapkan nantinya dapat turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Cloud menjadi kunci keberhasilan bagi pasar layanan finansial yang kompetitif di Indonesia karena keunggulan-keunggulan yang dihadirkannya dalam meningkatkan efisiensi biaya dan skalabilitas. Institusi finansial bisa secara fleksibel menyesuaikan tingkat layanan yang mereka gunakan menurut kebutuhan mereka, sehingga mampu memangkas biaya operasional secara keseluruhan. Ini yang dibutuhkan oleh bank maupun fintech dalam memperkokoh kehadiran mereka di pasar, terutama dalam menghadirkan layanan tepersonalkan, meningkatkan kepuasan nasabah, mendorong cross-selling dan upselling, hingga pertumbuhan pendapatan.
Perusahaan-perusahaan jasa keuangan dapat memanfaatkan inovasi-inovasi Cloud dalam mengembangkan produk-produk dan layanan finansial yang sesuai, menjangkau pasar-pasar niche, serta dalam menciptakan lingkungan yang aman berkat penerapan standar keamanan dan kepatuhan (compliance) yang ketat, yang pada akhirnya akan turut meningkatkan pula kepercayaan nasabah dan kredibilitas institusi mereka.
Huawei memiliki solusi yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Pusat data dan solusi cloud memainkan peran kunci dalam mewujudkan masa depan cerah bagi industri jasa keuangan. Dengan pusat data yang tersebar di wilayah-wilayah penting di seluruh dunia serta kemitraan dengan lebih dari 300 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia, Huawei Cloud Stack menjadi salah satu pemeran utama dalam mencerahkan masa depan bisnis ini.
Bertekad untuk mendorong pertumbuhan digital dengan moto layanan Everything-as-a-Service, Huawei Cloud Stack 8.2 menawarkan layanan komputasi, penyimpanan, dan jaringan sumber daya dari jaringan global tunggal, ditambah fitur layanan canggih yang menampilkan konvergensi big data-AI. Hal ini memberikan fleksibilitas, yang merupakan hal sangat penting bagi industri jasa keuangan, karena harus merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar.
Huawei Cloud Stack 8.2 didesain untuk memenuhi kebutuhan transformasi digital dan modernisasi perusahaan di berbagai industri, termasuk industri jasa keuangan. Sebagai salah satu solusi cloud terdepan di kelasnya, Huawei Cloud Stack 8.2 menawarkan infrastruktur cloud-native tepercaya, beragam layanan berbasis cloud dan menggunakan pendekatan yang berdasarkan pengetahuan dan praktik terbaik di industri. Implementasi Huawei Cloud Stack 8.2 di kawasan Asia Pasifik juga didukung oleh Huawei Cloud Stack Innovation Lab.
Hu Yuhai, Vice President Huawei Cloud Stack, mengatakan, "Kami berharap dapat memanfaatkan Huawei Cloud Stack 8.2 dan Huawei Cloud Stack Innovation Lab Asia-Pasifik untuk menghadirkan energi baru ke pasar hybrid cloud di kawasan Asia Pasifik sembari mempercepat implementasi solusi cerdas dan melepaskan kekuatan digital bagi lebih banyak perusahaan."
Huawei juga memberikan kemudahan kepada perusahaan jasa keuangan yang ingin mengimplementasikan solusi Huawei Cloud Stack 8.2 ke dalam sistem operasinya. Salah satu keunggulan solusi Huawei Cloud generasi terbaru ini adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan konvergensi pemrosesan data besar dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Bagi industri layanan finansial yang dinamis, data adalah aset berharga. Menggabungkan data besar dengan AI memungkinkan perusahaan jasa keuangan seperti fintech dan bank untuk menangani transaksi dalam jumlah besar serta mengontrol risiko dengan lebih cerdas.
Hal ini membantu perusahaan memahami nasabah mereka dengan lebih baik, mengurangi risiko, dan meningkatkan efisiensi operasional. Dalam memahami nasabah dengan lebih baik, Huawei Cloud juga menyediakan solusi operasional cerdas seperti call center agar dapat membantu perusahaan jasa keuangan dalam meningkatkan nasabah dan retensi.
Terlebih lagi, Huawei Cloud telah memiliki lebih dari 100 sertifikasi keamanan dan kepatuhan yang dapat membantu mitra Fintech memenuhi kepatuhan dan regulasi. Salah satu contohnya adalah solusi geo-redundant disaster recovery (DR) yang memiliki level keamanan yang tinggi bagi data nasabah yang tersimpan di cloud.
Solusi ini menetapkan pusat DR di kota yang sama dan pusat DR jarak jauh. Pusat DR jarak jauh digunakan untuk memulihkan layanan jika pusat produksi gagal karena bencana atau kesalahan operasi, sehingga memastikan keberlangsungan bisnis.
Pusat data dan solusi cloud yang disediakan oleh Huawei Cloud tidak hanya membantu perusahaan jasa keuangan untuk bertahan, tetapi juga berkembang dan berinovasi. Dilengkapi dengan teknologi canggih serta solusi keuangan digital yang terintegrasi, Solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti Huawei Cloud dapat menjawab kebutuhan pelaku industri jasa keuangan yang ingin memperkuat layanan keuangan digital di tengah perbaikan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Literasi Keuangan Indonesia mengalami lompatan yang signifikan dari 38,03% pada 2019, menjadi 49,68% pada 2022. Kondisi serupa juga terjadi pada Indeks Inklusi Keuangan yang meningkat dari 76,19% pada 2019, menjadi 85,10% di 2022.
Teknologi Cloud terus berevolusi dan menempati peran yang penting di sektor layanan finansial. Ini membuka peluang lebar bagi lanskap finansial di Indonesia untuk terus bertumbuh. Cloud telah menjadi katalis positif bagi dunia finansial untuk terus mampu beradaptasi, memperluas inklusivitas, mengantisipasi perubahan perilaku nasabah, memangkas biaya operasional, hingga dalam mendorong tumbuhnya inovasi. Mengadopsi Cloud tidak saja akan menjadi landasan dasar bagi mereka untuk terus bertahan di tengah dinamika, namun juga menjadi kunci sukses di tengah era digital yang kian kompetitif ini.
1 Bank Indonesia, 2023. Siaran Pers BI 7-DAY REVERSE REPO RATE TETAP 5,75%, terakhir diakses Oktober 2023
2 Bank Dunia, 2017. Digital Financial Services: Challenges and Opportunities for Emerging Market Banks, terakhir diakses Oktober 2023.
3 Otoritas Jasa Keuangan, 2022. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022, terakhir diakses Oktober 2023.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023