Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan Kalteng berada dalam kondisi siaga II terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Status itu kami tetapkan berdasarkan berkurangnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir dan ditemukannya sembilan titik panas di sejumlah daerah," kata Penyaji Data Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Manggala Agni BKSDA Kalteng Andreas Dodi, Minggu.
Suhu udara yang panas mengakibatkan tingkat kekeringan semak belukar makin tinggi. Kondisi itu, menurut dia, berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.
Seluruh personel Manggala Agni, baik yang di Provinsi Kalteng maupun di kabupaten, telah bersiaga dan melakukan pemantauan lapangan untuk deteksi dini dan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Koordinasi itu, kata dia, untuk memastikan apakah masih ada potensi untuk turun hujan di Kalteng.
Menurut Dodi, di beberapa kabupaten di Kalteng telah terjadi kebakaran lahan pertanian dalam skala sedang dan besar.
Akibat dari kebakaran lahan pertanian tersebut suhu udara semakin panas pada siang dan malam hari, bahkan udara pada pagi hari telah bercampur dengan asap.
"Udara pagi hari mulai tidak sejuk lagi, bahkan pada saat terhirup, mengganggu pernapasan dan menyesakkan dada. Hal ini terjadi karena udaranya sudah mulai bercampur dengan asap," katanya.
Sementara itu, kepulan asap akibat kebakaran lahan pertanian mulai tampak terlihat di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kobaran api terjadi mulai pagi hingga malam hari.
Kobaran api dan kepulan asap tersebut berada di wilayah Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotim.
Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013