Di ajang tersebut, ribuan pelajar dari seluruh dunia dapat menunjukkan kreativitas mereka dan membangun keterampilan dunia nyata yang dapat digunakan dalam karier mereka maupun di bidang lainnya.
Sejak 2020, pelajar yang berpartisipasi dalam ajang ini telah bergabung dengan komunitas pengembang di seluruh dunia yang menggunakan Swift, bahasa pemrograman yang sama dengan yang digunakan oleh para profesional, untuk menciptakan gelombang aplikasi inovatif berikutnya, urai Apple.
"Ini adalah alat yang hebat bagi pemula untuk mengeksplorasi, mempelajari, menemukan, dan bereksperimen dengan pengodean dan pengembangan aplikasi di iPad dan Mac," kata Apple.
Dalam sebuah survei independen terhadap lebih dari 1.000 pelajar di Amerika Serikat pada September, para peneliti dari YPulse menemukan bahwa 92 persen pelajar percaya bahwa mempelajari pengodean itu penting dan 94 persen percaya bahwa pengodean adalah keterampilan yang penting untuk bursa kerja di masa depan.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 85 persen pelajar belum mengambil langkah, tetapi ingin belajar pengodean, dan 48 persen tidak tahu harus mulai dari mana.
"Di Apple, kami percaya bahwa setiap orang dapat belajar pengodean dan membuat aplikasi, dan kami bangga bisa mendukung dan memberikan penghargaan kepada pengembang yang masih berstatus pelajar melalui Swift Student Challenge setiap tahunnya," kata Susan Prescott, Wakil Presiden Apple untuk Worldwide Developer Relations and Education & Enterprise Marketing.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023