Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Moeldoko menyatakan gerakan terorisme masih ada di Indonesia, di tengah euforia politik demokrasi menjelang Pemilu 2024, karena itu masyarakat diingatkan untuk tetap waspada.
"(Terorisme) ini sebenarnya memberikan awarness kepada kita semua bahwa masih ada, jaringan itu hidup dan ideologi yang dia kembangkan atas pikiran dia yang dia yakini ternyata masih ada di Indonesia," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jakarta, Kamis.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi aksi terorisme di tengah suasana euforia politik demokrasi di Indonesia.
"Yang kita inginkan dalam suasana di tengah euforia politik demokrasi tetap mewaspadai gerakan yang berkaitan dengan terorisme," katanya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua tersangka tindak pidana terorisme dari kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang berencana mengganggu dan menggagalkan Pemilu 2024.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/11), mengatakan dua tersangka ditangkap di Jawa Barat pada 1 November 2023 masing-masing berinisial AH alias AM dan DAM.
Tersangka merupakan anggota jaringan JAD pimpinan Abu Oemar (AU) yang menjadi pendukung Daulah Islamiyah atau ISIS.
Polri melaporkan sepanjang 27 Oktober hingga 3 November 2023, Polri telah menangkap total 42 orang yang terkait dengan jaringan terorisme di Indonesia.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023