"Agar kemajuan desa wisata yang telah dibangun bisa terus berkelanjutan baik dari pamor juga kunjungan wisatawannya," ujar Iwan usai menghadiri Jambore Desa Wisata, Rabu.
Jambore Desa Wisata 2023 yang berlangsung 7-9 November itu tidak hanya diikuti oleh para pengelola desa wisata asal Kabupaten Bogor, melainkan juga dari daerah lain, seperti Desa Wisata Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sukabumi, Cianjur dan lain-lain.
Iwan menyebutkan, pengelolaan desa wisata perlu dilakukan dengan kolaborasi secara pentahelix. Maka ia berharap Jambore Desa Wisata 2023 dapat melahirkan banyak desa wisata lain, sehingga sesama pengelola nantinya dapat saling bersinergi.
"Saya sangat apresiasi kegiatan Jambore Desa Wisata ini, ini jadi wadah berbagi informasi bagi desa lainnya. Pulang dari sini masing-masing peserta bisa membawa informasi yang baik. Sehingga yang tadinya belum memiliki desa wisata bisa membangun, yang sudah memiliki bisa semakin optimal," kata Iwan.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Deni Humaedi mengatakan, Jambore Wisata Desa menjadi ajang promosi dan apresiasi terhadap desa-desa wisata di Kabupaten Bogor yang telah berkontribusi dalam meningkatkan pariwisata dan ekonomi lokal.
Deni mengungkapkan, kegiatan ini memberikan efek domino. Salah satunya, membuat jumlah desa wisata di Kabupaten Bogor terus mengalami perkembangan dari yang semula hanya 28 desa, menjadi 70 desa wisata, dan ditargetkan menjadi 100 desa wisata di tahun 2023.
“Sebab UMKM, desa wisata dan kuliner menjadi satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan sehingga promosinya harus berbarengan salah satunya melalui Jambore Wisata Desa ini. Tidak hanya wisata yang meningkat perekonomiannya juga baik pelaku usaha UMKM juga kulinernya,” papar Deni.
Pemerintah Kabupaten Bogor menilai bahwa langkah memperbanyak keberadaan desa wisata, merupakan salah satu upaya mengejar target angka kunjungan wisata di daerahnya yang mencapai 10 juta wisatawan dalam setahun.
Deni menjelaskan, peningkatan target kunjungan wisata itu dilakukan mengingat pandemi COVID-19 sudah mereda, dan tahun 2022 pihaknya mampu mencapai target yang ditentukan, yakni 8 juta wisatawan.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Bogor, kata dia, terjadi sejak tahun 2021, setelah anjlok secara drastis di tahun 2020 akibat pandemi.
"Tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 36 persen. Semoga tahun-tahun selanjutnya kembali meningkat," kata Deni.
Ia mencatat, tahun 2020 angka kunjungan wisata di Kabupaten Bogor anjlok hingga 50 persen menjadi 4,4 juta kunjungan. Kemudian, kembali meningkat di tahun 2021 menjadi 6,08 juta kunjungan.
Padahal, sebelum pandemi, tren angka kunjungan wisata di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2017 sebanyak 7,3 juta wisatawan, kemudian tahun 2018 sebanyak 7,5 juta wisatawan, dan tahun 2019 sebanyak 9,4 juta wisatawan.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023