Peluang untuk berhasil pada upaya di hari pertama akan sulit karena cuaca di Riau abnormal, dimana kondisinya sangat kering dan angin bertiup kencang,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) belum bisa memastikan proses modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan dapat berhasil pada percobaan pertama, untuk antisipasi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau.
"Peluang untuk berhasil pada upaya di hari pertama akan sulit karena cuaca di Riau abnormal, dimana kondisinya sangat kering dan angin bertiup kencang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan pada BPPT Heru Widodo, kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
BPPT mulai melakukan upaya penebaran garam menggunakan pesawat Hercules pada Sabtu sore. Heru mengatakan, upaya penyemaian awai (cloud seeding) itu pada percobaan pertama berpeluang besar hanya untuk mengkondisikan cuaca.
"Biasanya hujan buatan baru berhasil pada hari ketiga dilakukan penyemaian awan," ujarnya.
Ia mengatakan, asap pekat akibat kebakaran lahan gambut membuat kondisi atmosfer di langit Riau stabil, yang artinya asap bertahan di udara. Karena itu, percobaan pertama pada penyemaian awan akan mencoba membuat dinamika terhadap udara.
"Harapannya ketika hujan buatan berhasil, maka asap akan tercuci yang membuat sinar matahari bisa masuk dan uap air di bawah akan naik dan membentuk awan-awan baru," ujarnya.
Ia mengatakan, pantauan kondisi awan yang dilakukan BPPT menunjukan potensi awan cumulus yang bisa menjadi target penyemaian masih ada meski tidak banyak. Ia menjelaskan, awan yang cocok untuk disemai adalah yang memiliki ketinggian maksimal 10.000 kaki, manimal datarnya 6.000 kaki dan luasnya 1--2 kilometer.
Sementara itu, Koordinator Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tri Budiarto mengatakan pada hari pertama, pesawat Hercules telah menebar garam sebanyak sekitar empat ton untuk membuat hujan buatan.
"Hari ini fokusnya di Kabupaten Bengkalis," ujarnya.(*)
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013