Untuk memperketat lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan, ke provinsi dengan 17 kabupaten/kota itu ditingkatkan pengawasan dan pemeriksaan di bandara dan pelabuhan
Palembang (ANTARA) - Balai Karantina Palembang terus memperketat lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan, antarprovinsi dan antarnegara untuk mencegah masuknya virus atau hama penyakit melalui komoditas tersebut ke wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
"Untuk memperketat lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan, ke provinsi dengan 17 kabupaten/kota itu ditingkatkan pengawasan dan pemeriksaan di bandara dan pelabuhan," kata Kepala Balai Karantina Palembang Azhar di Palembang, Rabu.
Ia mengatakan balai karantina merupakan garda terdepan pengawasan di pintu masuk dan keluar hewan, ikan, dan tumbuhan, dari suatu daerah atau negara.
Menurutnya, peran penting balai karantina terutama dalam melakukan pencegahan masuknya hewan, ikan, dan tumbuhan, dari luar negeri yang berpotensi membawa hama penyakit atau virus yang dapat mengancam ketersediaan pangan nasional, selama ini belum banyak diketahui masyarakat.
Baca juga: Balai Karantina Pertanian Palembang awasi ketat lalu lintas ternak
Ia menjelaskan selama ini Balai Karantina bernama Balai Karantina Pertanian di bawah Kementerian Pertanian (Kementan), namun sejak Juli 2023 menjadi Badan Karantina Indonesia dan di Sumsel menjadi Balai Karantina Palembang.
"Sebagai instrumen yang sangat menentukan mencegah masuknya virus, hama, dan penyakit, melalui hewan, ikan, dan tumbuhan, seperti kasus Antraks dan Flu Burung, kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak dan lapisan masyarakat agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi Badan Karantina Indonesia di daerah ini," ujar Azhar.
Jika pengawasan lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan melemah, kata dia, dikhawatirkan dan memungkinkan berbagai pihak atau negara luar mengganggu stabilitas keamanan atau menghancurkan Indonesia dengan memasukkan virus atau hama/penyakit, melalui komoditas impor itu.
Baca juga: Cegah Virus Nipah, Balai Karantina Lampung perketat awasi ternak impor
Baca juga: Balai Karantina targetkan ekspor produk pertanian Rp1.000 triliun
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023