Jakarta (ANTARA News) - Meneg BUMN Sugiharto mengatakan kesepakatan pemerintah atas penjualan saham Semen Gresik milik Cemex Asia Holding ke Rajawali Group belum bisa ditandatangani karena masih terganjal satu masalah. "Masih ada satu butir yang masih alot yaitu mengenai kesepakatan protocol capital market tentang pengaturan pola hubungan komisaris dan direksi," kata Sugiharto di kantor presiden Jakarta, Senin. Menurutnya, masalah itu saat ini masih dibicarakan oleh kuasa hukum kedua belah pihak dan diharapkan selesai pada Senin ini. "Ini lawyer to lawyer talk. Mudah-mudahan hari ini makin jelas, makin selesai karena tidak ada lagi masalah prinsip yang bisa dijadikan alasan untuk menghambat masalah ini," katanya. Mengenai kapan waktu penandatanganan kesepakatan itu, Sugiharto tidak mau memastikan karena tergantung perundingan antara kuasa hukum kedua belah pihak. "Ini tergantung tim teknis karena saya sudah memberikuasa deputi Meneg BUMN untuk mewakili pemerintah menandatangani shareholder agreement itu. Saya tidak mau metetapkan tanggalnya," katanya. Sebelumnya, Sugiharto mengatakan ada lima butir masalah yang belum disepakati Rajawali dan pemerintah, antara lain soal tidak terdilusinya saham pemerintah dan dicabutnya tuntutan arbitrase oleh Cemex. Sebelumnya, Cemex Asia Holding sepakat menjual 24,9 persen saham PT Semen Gresik miliknya kepada Rajawali Group senilai 337 juta dolar AS, namun penjualan itu harus mendapat persetujuan dari pemerintah selaku pemegang saham mayoritas di Semen Gresik.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006