Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menggandeng ratusan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Duren Sawit untuk bersinergi dalam upaya menurunkan angka stunting atau tengkes di wilayah itu.
"Penanggulangan permasalahan stunting menjadi keseriusan Kota Jakarta Timur," kata Sekretaris Kota Jakarta Timur Kusmanto saat "Roadshow Sosialisasi Percepatan Penuntasan Stunting" di Kantor Kecamatan Duren Sawit, Rabu.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menginginkan keterlibatan para tokoh agama dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk menuntaskan stunting.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menginginkan keterlibatan para tokoh agama dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk menuntaskan stunting.
Menurut dia, bila ulama dan umara (pemimpin) bersatu, maka bisa dipastikan seluruh permasalahan dapat terselesaikan dengan baik untuk menyejahterakan masyarakat.
Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur
Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur
Dalam menghadapi permasalahan stunting, kata Kusmanto, diperlukan kesabaran untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tumbuh-kembang anak sesuai dengan harapan.
Karena itu, dia menyatakan, balita berisiko stunting di wilayah Kecamatan Duren Sawit harus terselesaikan. "Saat ini dari 110 anak balita terindikasi stunting telah alami penurunan. Tersisa 78 anak yang intens dalam penanganan maksimal," katanya.
Karena itu, dia menyatakan, balita berisiko stunting di wilayah Kecamatan Duren Sawit harus terselesaikan. "Saat ini dari 110 anak balita terindikasi stunting telah alami penurunan. Tersisa 78 anak yang intens dalam penanganan maksimal," katanya.
Intinya, kata dia, diharapkan di akhir tahun 2023 permasalahan stunting di seluruh Jakarta Timur di angka "zero" (nol).
Salah satu tokoh masyarakat yang juga Ketua RW 01 Kelurahan Pondok Bambu, Edi Suwito menyambut baik adanya sosialisasi percepatan penuntasan angka stunting ini karena selain memperpadukan kekompakan, penuntasan stunting juga harus sejalan berbarengan.
"Diperlukan adanya akademisi untuk memberikan masukan berdasarkan kajian dan penelitian ilmiah seputar stunting. Sehingga, target capaian 'zero stunting' di Jakarta Timur dapat tercapai," ujarnya.
Baca juga: Tekan stunting, dua perusahaan ritel serahkan 250 paket nutrisi
Baca juga: Tekan stunting, dua perusahaan ritel serahkan 250 paket nutrisi
Salah satu anggota majelis taklim di Kelurahan Pondok Kopi, Ninin Roni menilai sosialisasi
percepatan penuntasan angka stunting cukup penting.
percepatan penuntasan angka stunting cukup penting.
Terlebih, stunting menjadi perhatian khusus dalam mewujudkan generasi muda bangsa di era Indonesia emas.
"Kami sepakat untuk ini, kita akan gelorakan dan mengingatkan bagi seluruh rekan pengajian untuk dapat terlibat aktif dalam pencegahan dan penanggulangan stunting," kata Ninin.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022, angka kasus stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Angka ini berada di atas standar maksimum WHO, yaitu 20 persen.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022, angka kasus stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Angka ini berada di atas standar maksimum WHO, yaitu 20 persen.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023