Bagus Pertamina ini. Peningkatan produksi minyak melalui berbagai upaya-upaya inovasi teknologi memang seharusnya dilakukan.

Jakarta (ANTARA) - Penerapan inovasi teknologi sehingga mampu meningkatkan produksi minyak Pertamina melalui Sub Holding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dinilai sebagai hal yang sangat positif

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyatakan kinerja membanggakan itu tak lepas dari berbagai upaya dan penerapan inovasi teknologi BUMN energi tersebut.

“Bagus Pertamina ini. Peningkatan produksi minyak melalui berbagai upaya-upaya inovasi teknologi memang seharusnya dilakukan,” katanya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: PHE OSES kembali produksi minyak usai penggantian pipa bawah air

Pertamina, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan lifting, tidak hanya melakukan pengeboran sumur-sumur baru, peremajaan pipa, dan reaktivasi sumur idle, tapi PHE juga melakukan studi analisis untuk mengetahui kondisi sumur-sumur tersebut.

Berbagai upaya tersebut, tambahnya, juga dilakukan melalui inovasi teknologi sehingga peningkatan produksi Pertamina pun pada akhirnya dibarengi dengan proses yang lebih ramah lingkungan (green industry).

Menurut Faisal, kinerja positif Pertamina diharapkan bisa mengimbangi permintaan minyak yang akhir-akhir ini juga naik. Untuk itu, BUMN tersebut diharapkan terus meningkatkan kinerja agar produksi semakin tinggi demi memperkuat ketahanan energi.

"Produksi harus ditingkatkan. Inovasi dan efisiensi harus dilakukan, sambil terus menyiapkan transisi energi," ujarnya melalui sambungan telepon.

Faisal optimistis, jika produksi terus meningkat dan ketahanan energi terus diperkuat, pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Legislator: PHE mampu terapkan inovasi yang ramah lingkungan

Co-Founder dan Dewan Pakar Institute of Sosial Economic and Digital (ISED) Ryan Kiryanto juga mengapresiasi kinerja Pertamina.

Menurut dia, kemampuan Pertamina meningkatkan produksi minyak akan menopang perekonomian Indonesia, terutama dalam membantu menstabilkan rupiah. Peran ini dinilai penting, terlebih saat ini ketika nilai tukar mata uang dalam negeri mengalami pelemahan.

"Jangan lupa dengan Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak domestik, artinya besaran impor minyak juga berkurang. Artinya juga, terjadi penghematan devisa sehingga bisa membantu Bank Indonesia dan pemerintah agar kurs rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, cadangan devisa saat ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Jumlahnya sekitar 133 miliar dollar AS.

“Itu kan luar biasa. Jadi secara tidak langsung, kinerja Pertamina dalam konteks peningkatan volume produksi migas membantu BI dalam menstabilisasi rupiah," ujar Ryan Kiryanto.

Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyatakan produksi minyak yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menunjukkan peningkatan.

"Kalau saya melihat justru di PHE itu membaik, punya Pertamina membaik, karena di OSES (PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra) itu yang sudah aging mulai diganti dengan pipa-pipa baru, sudah mulai jadi dan sudah mulai naik lagi,” katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023