Anggota Tim Medis KBS Rahmat di Surabaya, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya mengaku kecolongan makanan yang mengandung formalin yang selama ini dikonsumsi Melani.
"Sesuai dengan hasil pengujian laboratorium pada tahun 2012, ternyata makanan yang dikonsumsi berupa daging sapi mengandung formalin," katanya.
Menurut dia, kondisi Melani saat ini memprihatinkan selain badannya kurus kering, juga tampak tulang menonjol di bagian pinggul dan kakinya. Kondisi ini menurut pihak KBS sudah diketahui sejak lima tahun terakhir.
Saat diagnosa, lanjut dia, terjadi gangguan pada lambungnya sehingga mengakibatkan berat badan Melani dalam kurun waktu tersebut menurun dari sebelumnya 90 kilogram menjadi 70 kilogram.
Untuk itu, lanjut dia, saat ini makanan yang diberikan berupa daging harus digiling terlebih dahulu sebelum diberikan kepada Melani.
"Kondisi Melani terus dijaga untuk memulihkan kesehatannya. Kami tidak tahu-menahu bagaimana formalin bisa ada dalam daging yang dimakan Melani," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, tindakan medis selanjutnya adalah Melani akan dikirim segera ke Cisarua Bogor untuk dikarantina. Binatang ini akan diawasi Persatuan Dokter Hewan Indonesia.
"Untuk sementara waktu, tim medis memberikan daging cincang dan suplemen untuk pemulihan darurat sebelum dibawa ke Cisarua," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013