Target kita jangka panjang di tahun 2030 nanti dua juta mobil dan 12 juta motor
Bandung (ANTARA) -
"Target kita jangka panjang di tahun 2030 nanti dua juta mobil dan 12 juta motor," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Ia menyebutkan hal itu di sela Sosialisasi Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Indonesia Lebih Baik.
Dalam meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, Rachmat mengatakan pemerintah meluncurkan program insentif mulai September 2023 yang akan berlangsung dalam dua tahun bagi satu juta motor dan 100 ribu mobil.
Insentif bagi satu juta motor itu di antaranya 800 ribu motor baru dan 200 ribu motor konversi senilai Rp7 juta per unit. Sementara untuk mobil insentifnya dalam bentuk pengurangan pajak 10 persen.
"Saat ini sudah ada kenaikan sekitar satu persen, memang belum maksimal, tapi ini berkembang dari tahun ke tahun, pasti ada peningkatan signifikan dengan peningkatan produsen dan program intensif, harapan kita akhir tahun ada peningkatan," ujarnya.
Sementara itu, Rachmat mengatakan untuk produsen kendaraan listrik yang bisa mengikuti program intensif yakni perusahaan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah mencapai 40 persen.
Baca juga: Pemerintah keluarkan insentif dorong penggunaan kendaraan listrik
Baca juga: Kemenko Marves tekankan elektrifikasi kendaraan untuk kurangi polusi
"Kami berikan bantuan pemerintah dan insentif fiskal, yang memenuhi TKDN 40 persen, untuk produsen yang sudah memenuhi TKDN silahkan mengajukan. Saat ini sudah ada beberapa puluh pabrik, tapi yang memenuhi TKDN sekitar 15 persen, itu lokal semua," ujarnya.
Bagian dalam peta jalan ekosistem kendaraan listrik, yakni pabrik baterai yang disebut Rachmat menjadi perhatian pemerintah mengingat harga baterai untuk kendaraan listrik masih dinilai mahal.
"Saat ini, sudah ada beberapa rencana untuk pabrik baterai di Indonesia, memang Indonesia sudah punya sumber mineral yang baik untuk baterai ini, pabrik baterai ini sudah ada (rencana) di Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ke depan pabrik baterai akan berkaitan dengan pabrik otomotif itu sendiri, pabrik baterai ada dan otomotifnya akan berkaitan," ucapnya.
SPKLU Jabar
Meski, kata dia, saat ini SPKLU sudah banyak dibangun di beberapa kabupaten dan kota Jawa Barat.
"Saat ini sudah ada 153 SPKLU tersebar di seluruh Jawa Barat, ini yang dibangun oleh PLN termasuk sebelas yang terkategori fast charging. Belum termasuk yang ada di hotel-hotel, di mal-mal," ujar Ai di lokasi yang sama.
Ai menjelaskan pembangunan SPKLU termasuk di tempat-tempat wisata, dilakukan agar masyarakat Jawa Barat semakin mudah dalam menggunakan kendaraan listrik.
"Ini merupakan sebuah komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat di dalam menyiapkan infrastruktur, agar masyarakat sudah mau mulai beralih kepada kendaraan listrik ini," ucapnya.
Dalam usaha penambahan SPKLU di tahun 2024, meski belum ada yang direncanakan, Ai mengatakan pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melanjutkan penambahan jumlah SPKLU.
"Sebanyak 153 SPKLU ini adalah peningkatan signifikan dari tahun 2021. Ke depan mungkin nanti kami akan petakan kembali begitu ya, tapi mobilisasi atau di daerah-daerah yang memang kendaraan listriknya banyak itu sudah aman kayak Bekasi, Bogor, Bandung itu sudah aman," katanya.
Baca juga: KSP: Pemerintah siapkan paket kebijakan untuk tingkatkan investasi EV
Baca juga: Kemenkomarves angkat produsen lokal dalam transisi kendaraan listrik
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023