“Secara keseluruhan NTT dikeliling oleh 25 gunung api aktif atau yang masih bisa erupsi, “ kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara Zakarias D.G Raja di Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pemateri dalam kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) serta lokakarya bertemakan "Jurnalis Tangguh Bencana" yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).
Kegiatan itu menghadirkan 25 wartawan dari sejumlah organisasi mulai dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen), IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), SMSI (Serikat Media Siber Indonesia), AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia), dan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), yang ada di NTT.
Dia mengatakan bahwa dari 25 gunung berapi aktif itu, pihaknya membaginya menjadi tiga tipe, yakni tipe A berjumlah 17 gunung api yang letusan atau erupsinya kisaran di atas tahun 1.600.
Baca juga: Tetap waspada, erupsi Gunung Ile Lewotolok di NTT masih fluktuatif
Kemudian tipe B berjumlah tiga gunung api yang kisaran tahun letusannya di bawah tahun 1.600 atau sebelum tahun 1.600. Sementara tipe C berjumlah lima gunung yang tahun letusannya tidak tercatat sejarah letusannya.
“Namun gunung api dengan tipe C itu memiliki indikasi dengan keluarnya fumarol serta slofatar akibat pengaruh dari aktivitas magma,” tambah dia.
Dia menambahkan bahwa Pulau Flores, Pulau Lembata dan Pulau Pantar Alor sendiri juga memiliki banyak sekali gunung api, dan jumlahnya 17 gunung api aktif dan semuanya tipe A.
Banyaknya gunung api aktif di wilayah NTT khususnya di Pulau Flores itu, lanjut Zakarias dikarenakan wilayah NTT dilalui jalur “ring of fire” yang membentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat da Nusa Tenggara Timur sampai di Sulawesi Utara.
Dia juga mengatakan saat ini yang ada dua gunung api dengan intensitas erupsi yang cukup tinggi, dan berada pada level waspada. Yakni Gunung Ile Lewotolok di Lembata dan Gunung Ine Like di Bajawa.
Karena itu masyarakat diharapkan selalu waspada. Disamping itu juga dia mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus memantau pergerakan gunung api di NTT, dan pergerakan gunung api sendiri dipastikan bisa dibaca sehingga pihaknya akan selalu menyampaikan kepada masyarakat jika ada tanda-tanda gunung erupsi.
Baca juga: Gunung Ibu Maluku Utara meletus, lontarkan abu setinggi 1,2 kilometer
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023