Lewat wawancara eksklusif dengan majalah GQ, Jenni mengaku menerima sesi konseling seusai mendapatkan ancaman terkait ciuman tanpa izin yang dia terima dari mantan Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) Luis Rubiales setelah timnya menang.
"Saya harus menanggung akibat dari tindakan yang tidak saya provokasi, tidak saya pilih, dan tidak direncanakan. Saya menerima ancaman dan itu bukan suatu hal yang mudah," kata Jenni kepada majalah GQ yang dikutip dari ESPN, Selasa.
"Beberapa minggu belakangan ini sangat sulit. Namun, berkat psikolog saya, saya merasa kuat dan tidak goyah. Saya tidak terpikirkan untuk berhenti bermain sepak bola. Saya tidak kecewa," ujarnya menambahkan.
Hermoso juga mengatakan, menceritakan kejadian ini berulang kali membuat dirinya begitu tersakiti, tapi ia tahu bahwa ia harus mengungkapkannya.
Kejadian ini, lanjut dia, membuatnya melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan membuatnya menyadari, meskipun berada pada puncak karier olahraganya, masih ada banyak pelajaran lainnya yang bisa ia ambil.
"Saya akan belajar memanfaatkan cerita ini secara positif untuk memperjuangkan apa yang saya yakini baik bagi masyarakat," kata penyerang Pachuca tersebut.
Luis Rubiales yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden RFEF pada 10 September, menghadapi tuntutan pidana karena mencium bibir Hermoso tanpa persetujuannya pada upacara penghargaan setelah Spanyol mengalahkan Inggris dalam Piala Dunia Wanita pada 20 Agustus di Sydney..
Pada bulan Oktober, FIFA melarang Rubiales terlibat dalam aktivitas sepak bola selama tiga tahun.
Dalam pernyataannya, FIFA menyebut "Komite disiplin FIFA telah melarang Luis Rubiales ... dari seluruh aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola pada tingkat nasional maupun internasional selama tiga tahun, setelah terbukti melakukan pelanggaran Pasal 13 Kode Disiplin FIFA.
Baca juga: Luis Rubiales mundur sebagai presiden RFEF
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023