Melemahnya IHSG tampaknya dipengaruhi dari tekanan eksternal
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
IHSG ditutup melemah 35,05 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.843,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,42 poin atau 0,59 persen ke posisi 913,43.
“Melemahnya IHSG tampaknya dipengaruhi dari tekanan eksternal. Bursa regional Asia melemah yang tampaknya dipengaruhi sikap pelaku pasar yang menanti arah kebijakan The Fed,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell pada pekan ini, untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga acuannya.
Selain itu, bursa regional Asia juga dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan China periode Oktober 2023 yang menyempit dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
General Administration of Customs China melaporkan bahwa neraca perdagangan Oktober 2023 sebesar 56,53 miliar dolar AS atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 77,71 miliar dolar AS.
Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2023 tetap tinggi sebesar 133,1 miliar dolar AS, atau menurun dibandingkan posisi akhir September 2023 sebesar 134,9 miliar dolar AS.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penurunan posisi cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 0,40 persen, diikuti sektor properti dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing naik 0,39 persen dan 0,28 persen.
Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor barang konsumen non primer turun paling dalam yaitu minus 1,73 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku yang masing- masing minus 1,35 persen dan 0,94 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KLAS, SEMA, PTPS, ALKA dan LOPI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni GULA, DEWA, NATO, MENN dan SOOH.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.152.897 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,33 miliar lembar saham senilai Rp29,94 triliun. Sebanyak 193 saham naik, 340 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 436,69 poin atau 1,34 persen ke 32.271,80, indeks Hang Seng melemah 296,43 poin atau 1,65 persen ke 17.670,16, indeks Shanghai melemah 1,14 poin atau 0,04 persen ke 3.057,27, dan indeks Strait Times melemah 6,72 poin atau 0,21 persen ke 3.173,81.
Baca juga: Analis: Pasar saham Indonesia menguat berkat Fed tahan suku bunga
Baca juga: SimInvest proyeksikan IHSG di level 7.700 pada 2024
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023