Mereka ini (para pebisnis) adalah ujung tombak yang sesungguhnya dari diplomasi ekonomi Indonesia di Malaysia,"
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno sangat mendorong WNI yang berbisnis di Malaysia karena mereka memiliki arti penting dalam hubungan ekonomi kedua negara bertetangga ini.
"Mereka ini (para pebisnis) adalah ujung tombak yang sesungguhnya dari diplomasi ekonomi Indonesia di Malaysia," kata Dubes Herman dihadapan 40 pengusaha WNI yang hadir dalam saresehan di Aula Hasanuddin, Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis.
Sebab, kata Dubes, para pebisnis tersebut tidak saja mempromosikan produk dan jasa buatan Indonesia tetapi juga memasarkannya di negara ini.
Menurut dia, semakin banyak WNI memiliki usaha di Malaysia, maka semakin baik. Artinya kita datang ke Malaysia ini bukan hanya mencari pekerjaan tapi bahkan memberikan pekerjaan kepada masyarakat lokal.
Disisi lain, para pebisnis tersebut menjual barang dan jasa buatan Indonesia tentulah berdampak terhadap nama baik Indonesia di negara ini.
Untuk itu, KBRI KL sangat menginginkan WNI di sini semakin maju usahanya dan meraih sukses yang gemilang.
Senada disampaikan Koordinator Fungsi Ekonomi, Hendra Pramana bahwa WNI di negara ini banyak yang telah sukses dibidang usahanya. Namun demikian, pihak KBRI KL belum memiliki data akurat berapa jumlah perusahaan yang dimiliki WNI di negara ini.
Yang mengejutkan, kata Hendra, adalah data dari Suruhanjaya Syarikat Malaysia (SSM) atau Komisi Pendaftaran Perusahaan Malaysia, yang menyebutkan bahwa terdapat 7.317 WNI terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan di Malaysia.
Bahkan, terdapat 10.989 WNI yang menduduki jabatan direktur di berbagai perusahaan di negara ini.
Dengan membaca data tersebut maka kiprah para saudara-saudara kita di negara ini tidak bisa dianggap ringan sebab menduduki posisi strategis di berbagai tempat di Malaysia.
"Mereka merupakan potensi yang perlu dimanfaatkan dalam upaya meraih kepentingan nasional, khususnya tujuan-tujuan ekonomi, perdagangan dan investasi yang ditetapkan oleh Pemerintah," ungkapnya.
Statistik Perdagangan
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Indonesia-Malaysia pada 2012 mencapai 23,5 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Malaysia mencapai 11,2 miliar dolar AS, namun nilai impornya mencapai 12,2 dolar AS sehingga Indonesia mengalami defisit sekitar 1 miliar dolar AS.
Selanjutnya, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi dari Malaysia ke Indonesia selama tahun 2012 mencapai 530 juta dolar AS, sebaliknya realisasi investasi Indonesia ke Malaysia yang telah mendapatkan persetujuan di periode yang sama hanya 28 juta dolar AS.
"Jumlahnya sangat kecil sehingga investasi Malaysia ke Indonesia jauh lebih besar," katanya.
Terkait dengan upaya peningkatan, maka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Najib Razak tanggal 18 Desember 2012 lalu, ingin hubungan ekonomi kedua negara ini ditingkatkan.
Kedua kepala negara pun sepakat untuk menetapkan target perdagangan antara Indonesia dan Malaysia menjadi 30 miliar dolar AS PADA 2015.
Untuk itu, kata Hendra, pertemuan ini sangat penting demi meningkatkan kemitraan antara KBRI dengan para pengusaha Indonesia di negara ini.
"Kemitraan tersebut dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah dalam peningkatan ekspor, mengundang investor asing ke Indonesia juga mendorong investasi Indonesia di negara ini," tegasnya.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, WNI di Malaysia banyak yang bergerak di bidang usaha rumah makan, kosmetika, grosir sembako, jamu, garmen, konstruksi, telekomunikasi, perbankan hingga distributor sejumlah produk ternama di Indonesia dan Malaysia.
Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013