Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Kanada U-17 Andrew Olivieri mengatakan tim asuhannya belajar banyak dari Piala Dunia U-17 2019 Brazil untuk keikutsertaan mereka pada edisi tahun ini, Piala Dunia U-17 2023 Indonesia.
Pada edisi yang dimenangkan tim tuan rumah Brazil itu, Kanada mengakhiri tiga laga penyisihan grup tanpa pernah meraih kemenangan, yaitu kalah telak 1-4 dari Brazil di laga pertama, kalah 1-2 dari Angola di laga kedua, dan kalah 0-1 di laga terakhir melawan Selandia Baru.
“Kami belajar banyak melalui siklus 2019. Sangat disayangkan bahwa karena Covid, sudah lama sekali kami melewatkan Piala Dunia dua tahun lalu, tetapi kami memiliki waktu empat tahun untuk benar-benar belajar dan memahami tipe pemain yang perlu kami kumpulkan," ucap Olivieri, dikutip dari laman resmi FIFA, Selasa.
Hasil pada edisi sebelumnya itu memperpanjang catatan buruk Kanada dengan tidak pernah memenangkan satu laga dari tujuh kali (21 pertandingan) keikutsertaan mereka di Piala Dunia U-17.
Sebagai pelatih, Olivieri menatap serius Piala Dunia U-17 2023 sebagai ajang yang dapat menjadi pemutus catatan buruk timnya yang belum pernah sekalipun meraih kemenangan.
“Saya pikir kejelasan tentang total pemain dan kelengkapan pemain yang perlu kami kembangkan selama empat tahun telah menjadi fokus besar. Mereka telah memperoleh manfaat dari pembelajaran pada siklus sebelumnya," ucap Olivieri.
Di kejuaraan dunia yang akan dimainkan mulai 10 November sampai 2 Desember itu, Kanada tergabung di Grup B bersama Mali, Spanyol, dan Uzbekistan.
Kanada akan memainkan laga babak penyisihan grup di dua tempat, yaitu di Stadion Manahan, Solo saat melawan Spanyol (10 November) dan Uzbekistan (13 November), serta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya saat melawan Mali (16 November).
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 siapkan fisik jelang lawan Ekuador
Berbicara tentang peta persaingan grup, berbekal hasil cukup positif karena menjadi semifinalis Concacaf U-17 Februari di turnamen terakhir, Olivieri menyebut laga di Piala Dunia akan menjadi laga yang berbeda karena perbedaan budaya permainan sepak bola dari beberapa negara yang berbeda benua.
“Saat Anda bermain melawan Meksiko, AS, atau Haiti, itu adalah tiga pertandingan yang sangat berbeda dan itulah yang akan kami hadapi di Piala Dunia. Saat bermain melawan Spanyol, Uzbekistan, dan Mali, terdapat budaya sepak bola yang sangat berbeda, profil pemain berbeda yang harus siap kami hadapi," ucap Olivieri.
Lebih lanjut, pelatih 42 tahun itu menaruh perhatian pada Spanyol, tim yang diperkuat pemain FC Barcelona Marc Guiu.
“Saya terus mengatakan (untuk para pemain) untuk mengendalikan perhatian mereka dan fokus pada hal yang benar dan itu berlaku di lapangan. Saya memikirkan penyerang tengah Spanyol, Marc Guiu," tutup Olivieri tentang pemain yang menjadi penentu kemenangan El Barca saat mengalahkan Athletico Bilbao dengan skor 1-0, 23 Oktober.
Baca juga: Tim Spanyol U-17 berpindah ke Solosetelah pemusatan latihan di Bali
Baca juga: Profil dan peta kekuatan Grup D Piala Dunia U17 2023 Indonesia
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023