Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap erupsi Gunung Merapi, Yogyakarta, agar mampu antisipasi ancaman yang datang sewaktu-waktu.
"Selama ini informasi yang dimiliki masyarakat terhadap bencana masih minim, dan akan kita sosialisasikan penanganan bencana terus-menerus," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Yogyakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan kepada wartawan nasional dan lokal saat meninjau lokasi rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pascaerupsi Merapi.
Bencana erupsi Merapi yang memuntahkan lahar panas dan dingin Oktober 2010, setidaknya menewaskan 333 orang di Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Menurutnya bentuk sosialisasi yang disampaikan BNPB antara lain temu muka dengan warga di balai desa, memberikan selebaran, pamflet, dan brosur, hingga simulasi.
Sosialisasi ini dianggap penting mengingat masih banyak warga yang belum paham mengenai ancaman dan tanda-tanda Merapi akan meletus.
Apalagi, kata Sutopo, Gunung Merapi adalah salah satu gunung api dengan status aktif yang periode letusan normal terjadi tiga hingga lima tahun.
Khusus untuk erupsi seperti tahun 2010, letusan sebesar itu bisa saja terjadi 100 tahun sekali.
"Tapi patokan itu tidak bisa menjadi pegangan. Oleh sebab itu warga harus terus waspada dengan meningkatkan kemampuan membaca tanda-tanda akan terjadi erupsi," tutur Sutopo.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013