Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menebar jentik nyamuk berbakteri Wolbachia di lima kota endemis dengue di Indonesia sepanjang 2023, guna menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Data Kemenkes melaporkan kelima kota tersebut, Semarang, Bontang, Kupang, Jakarta Barat, dan Bandung, di mana saat ini Kemenkes sudah melakukan penebaran jentik nyamuk di tiga kota pertama. Selain itu, di kota lain, seperti Denpasar, juga akan dilakukan program serupa, namun melalui kerja sama dengan organisasi internasional.
"Ini adalah kota-kota yang telah dilakukan penebaran jentik oleh Kemenkes, kecuali Denpasar, dilakukan oleh lembaga internasional," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja DPR RI Komisi IX yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan program penebaran jentik nyamuk berbakteri Wolbachia di sejumlah kota tersebut terilhami program yang dilakukan oleh swasta di Yogyakarta. Selain itu, program sejenis juga telah teruji di sejumlah negara, seperti Brazil, Singapura, dan Bangladesh.
Baca juga: Kemenkes jadikan wolbachia topik utama "Asean Dengue Day" 2023
Dia menjelaskan program ini merupakan metode baru yang diterapkan di dunia, dengan mengawinkan nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk yang sudah diberikan bakteri Wolbachia, yang dapat menghilangkan kemampuan penularan virus DBD.
"Ini manajemen vektornya agak lucu, kita mesti beternak nyamuk dahulu. Untuk itu, kita bekerja sama dengan UGM yang sudah membuat teknologi untuk beternak nyamuk," ujarnya.
Program pemanfaatan teknologi Wolbachia merupakan salah satu di antara enam strategi penanggulangan dengue yang digalakkan Kemenkes.
Data Kemenkes melaporkan telur nyamuk akan disebar di 101.193 titik, yang terbagi ke dalam 47.251 titik di Semarang, 20.513 titik di Bandung, 18.761 titik di Jakarta Barat, 9.751 titik di Kupang, dan 4.917 titik di Bontang.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setidaknya 12.649.125 telur nyamuk dibutuhkan per minggu yang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
Kasus DBD di Indonesia terjadi di 464 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia, dengan angka kesakitan (incidence rate) 26,04 persen per 100.000 penduduk, dan angka kematian (case fatality rate) 0,7 persen per 100.000 penduduk pada 2023 ini.
Baca juga: Pemprov Bali terapkan metode Wolbachia tekan kasus demam berdarah
Baca juga: Uji coba "wolbachia" menunggu kesepakatan Kemenkes-DKI
Baca juga: Kemenkes: Wolbachia teknologi ramah berkelanjutan untuk lawan dengue
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023