Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengemukakan penyemprotan kabut air bertekanan tinggi yang dicampur hasil olahan sampah buah ataupun sayuran (eco enzyme) secara rutin efektif untuk mengurangi polusi udara di wilayah tersebut.

"Pastilah (efektif), walaupun itu kecil, kalau itu dilakukan berulang-ulang dan bisa dilakukan secara lebih meluas, saya yakin akan lebih menimbulkan dampak positif yang baik terhadap lingkungan," kata Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Menurut Dhany, butiran air dari generator bertekanan tinggi (water mist generator) yang dicampur cairan "eco enzyme" dapat menangkap polutan-polutan di udara. Hal itu dilakukan hampir setiap minggu.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat mulai melakukan penyemprotan menggunakan "water mist generator" dan cairan "eco enzyme" sejak Oktober 2023 secara serentak di 28 gedung di wilayah tersebut untuk menekan polusi.

"Hampir setiap minggu kita coba campurkan 'eco enzyme' itu, kemarin waktu sebelum musim hujan, nantikan ada kaitannya dengan masuk musim hujan. Nah pada saat kemarau panjang, kita coba manfaatkan 'eco enzyme' ke dalam 'water mist'," kata Dhany.

Baca juga: Pemkot Jakpus sebut "eco enzyme" bisa tingkatkan kualitas lingkungan
Baca juga: Kurangi polusi udara, Pemkot Jaktim tanam 50 ketapang kencana

Penyemprotan dengan "water mist generator" yang dicampuri "eco enzyme" dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara di Jakarta. Saat musim kemarau panjang, Pemkot Jakarta Pusat (Jakpus) rutin melakukan penyemprotan.

Sedangkan saat memasuki musim hujan, penyemprotan dengan "water mist generator" dan "eco enzyme" akan disesuaikan lagi.

Pemerintah Kota Jakarta Pusat telobekerjasama dengan Komunitas Eco Enzyme Nusantara melakukan penyemprotan yang dilakukan secara serentak di 28 gedung bertingkat yang memiliki "water mist generator", termasuk di Kantor Wali Kota Jakpus.

Dhany menjelaskan "eco enzyme" merupakan salah satu media yang dapat berfungsi sebagai bioremediasi. Proses tersebut menggunakan organisme hidup berupa bakteri yang bertugas menangkap polutan di udara dan ketika disemprotkan, membentuk suatu senyawa yang tidak beracun dan tidak berbahaya.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023