Iya, kita akan usulkan hujan buatan,"

Pekanbaru (ANTARA News) - Pemprov Riau meminta bantuan pemerintah pusat untuk melakukan hujan buatan karena kebakaran lahan dan hutan di daerah ini semakin parah dan menimbulkan korban jiwa.

"Iya, kita akan usulkan hujan buatan," kata Wakil Gubernur Riau Mambang Mit kepada Antara ketika dihubungi dari Pekanbaru, Kamis.

Mambang mengakui, kondisi kebakaran di Riau sulit untuk dipadamkan karena faktor cuaca panas dan kering yang terus melanda daerah tersebut.

Selain itu, kebakaran juga terjadi di lahan gambut dimana api bisa merambat lewat bawah permukaan dengan cepat dan menimbulkan banyak asap.

Usulan untuk dilakukan hujan buatan itu, lanjutnya, akan dikirimkan Pemprov Riau kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Selain itu, ia mengimbau agar jangan ada lagi pembukaan lahan dengan cara membakar agar tidak memparah kondisi yang ada sekarang. Sebab, asap sisa kebakaran juga sudah mencapai mancanegara seperti Singapura dan Malaysia.

Anggota Komisi A DPRD Riau Tony Hidayat mengatakan penegak hukum harus menyelidiki penyebab kebakaran lahan.

Ia menilai, sanksi hukum juga bisa dikenakan kepada perusahaan kehutanan dan perkebunan yang tidak bisa menjaga konsesinya dari kebakaran.

"Perusahaan seharusnya dikenakan sanksi juga karena melakukan kelalaian, tidak menjaga konsesinya dari kebakaran," tegas Tony.

Ia mengaku menyayangkan respon pemerintah yang dinilai lamban mencari solusi, mengingat kebakaran lahan dan hutan seakan jadi "bencana" yang terus berulan setiap tahun. Bahkan, pada kebakaran lahan kali ini sudah menewaskan seorang warga di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

"Korban sudah di depan mata, banyak orang terkena penyakit saluran pernafasan dan juga sudah ada satu korban jiwa," katanya.

Berdasarkan laporan terakhir dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, pantauan terakhir Satelit NOAA 18 menunjukan ada 142 titik panas (hotspot) yang tersebar di 11 wilayah kabupaten dan kota.

Titik api terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir, yakni mencapai 35 titik dan di Kabupaten Pelalawan ada sebanyak 25 titik dan Indragiri Hilir terdeteksi ada sekitar 23 titik panas. Selanjutnya di Kabupaten Siak terdeteksi ada sekitar 14 titik panas, Bengkalis ada 12 titik, dan di Kabupaten Indragiri Hulu ada sekitar sepuluh titik.


(F012/B015)

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013