Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Kamis melemah meskipun Bank Indonesia mengintervensi pasar untuk membendung pelemahannya.

Rupiah pada sore tadi ditransaksikan pada 9.945 per dolar AS, melemah 25 poin ke posisi 9.920 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan mata uang rupiah kembali bergerak melemah namun masih dijaga ekstra keras oleh BI.

"Pasar obligasi domestik juga tampaknya akan mengalami tekanan kenaikan imbal hasil walaupun BI terus `stand by` membeli," kata dia.

Ia menambahkan pasar keuangan Indonesia juga tidak diuntungkan dari belum jelasnya kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah APBN-P disetujui dalam rapat Paripurna pada 17 Juni lalu.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, dolar AS melonjak terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah paska pertemuan The Fed yang menyatakan bahwa risiko perlambatan ekonomi dan pasar tenaga kerja AS telah berkurang.

Ia menambahkan, penguatan dolar AS juga ditopang komentar gubernur bank sentral AS, Ben S Bernanke, yang mengatakan jika bank sentral mungkin akan mulai mengurangi pembelian obligasi pada akhir tahun ini.

"The Fed cukup optimis terhadap pertumbuhan ekonomi AS, peningkatan pasar tenaga kerja, sektor perumahan, dan inflasi yang menuju dua persen akan menjadi acuan untuk mengurangi program stimulus moneter," kata dia.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 9.927 dibanding sebelumnya (19/6) 9.910 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013