Haken, penggemar seni keramik, tiba di Tiongkok pada 2013. Dia pun cepat mengenali potensi pasar seni keramik setelah Sekretaris Jenderal Xi Jinping menggagas Belt and Road Initiative. Dia berkenalan dengan Cheng Linyao di Canton Fair Ke-115 pada 2014 dan saling jatuh cinta. Kedua sosok ini lalu merintis bisnis ekspor keramik ke negara-negara Belt and Road.
Setelah infrastruktur transportasi mengalami perkembangan, seperti Kereta Ekspres CR, pada dekade lalu, produk keramik Jingdezhen yang dipesan dari Haken dikirim semakin cepat dan jauh. Selama bertahun-tahun, Haken membagikan pesona keramik Jingdezhen dengan teman-temannya di negara asing. Dia selalu berkata: "Jangan hanya percaya dengan perkataan saya! Silakan berkunjung dan mengeksplorasi Jingdezhen, serta membuat karya porselen Anda sendiri! Dengan cara ini, Anda benar-benar mengapresiasi teknik pembuatan dan tantangan yang dihadapi ketika membuat produk tersebut."
Haken pun semakin mendalami kekayaan budaya dan seni murni di balik produk keramik Jingdezhen saat membuat Lovely Flowers. Menurut Cheng Linyao, karya ini mencerminkan keindahan natural dari sebuah bunga, serta menjadi ekspresi dari rasa cintanya dan Haken sekaligus harapan untuk generasi masa depan.
Dia menjelaskan, produk keramik Jingdezhen menghubungkan berbagai orang di banyak negara Belt and Road, dibandingkan produk buatan Tiongkok lain. Pasalnya, produk keramik memiliki makna sejarah. Cheng Linyao sangat bersemangat ketika mengisahkan kebudayaan di kota asalnya kepada dunia, serta melestarikan porselen biru-putih khas Jingdezhen. Dia juga mendirikan Blue and White Sycamore Culture Research Association untuk mengapresiasi dan melestarikan seni keramik Jingdezhen melalui "motif sycamore berwarna biru dan putih". Dia berharap, asosiasi ini ikut memanfaatkan produk keramik demi mempererat hubungan persahabatan dan kebudayaan jangka panjang antara Tiongkok dan negara-negara Belt and Road.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023