Beirut (ANTARA News) - Gelombang baru serangan udara Israel terhadap satu pangkalan intelijen militer Lebanon, Ahad malam, menewaskan 17 orang, termasuk sembilan prajurit, kata polisi di Beirut, Senin. Sebanyak 44 orang lagi cedera dalam serangan tersebut, terutama di Baalbeck serta Tripoli, kata polisi. Dalam serangan paling mematikan itu, sembilan prajurit tewas dan 10 lagi cedera ketika pusat intelijen militer terkena serangan Israel di kota pantai Abde, dekat Tripoli di Lebanon utara. Satu rumah berlantai dua hancur. Satu rudal udara-ke-darat yang ditembakkan ke pangkalan Angkatan Laut Lebanon di pelabuhan Tripoli, menurut keterangan awal, melukai empat orang. Jet Israel juga melancarkan sembilan serangan dalam waktu kurang dari seperempat jam terhadap kota kecil Baalbeck, kubu Hizbullah, sehingga menewaskan tiga warga sipil dan melukai enam orang lagi. Pemboman tersebut juga ditujukan ke tujuh stasiun pompa bensin dan beberapa bangunan Hizbullah termasuk satu sekolah dan gedung koperasi perdagangan, kata polisi. Agak ke selatan, dua warga sipil tewas dan 12 orang lagi cedera ketika tiga rudal Israel menghantam beberapa rumah di desa Jalala di wilayah Zahle di Lebanon timur, kata Palang Merah Lebanon. Di sebelah tenggara Beirut, tiga warga sipil tewas beberapa saat sebelum tengah malam, sewaktu serangan udara Israel menghantam satu rumah di wilayah gunung Chouf, kata polisi. Saat fajar Senin, pesawat tempur Israel meledakkan dua depot minyak terakhir di bandar udara Beirut, yang ditutup. Seorang prajurit cedera bebeapa jam sebelumnya, saat satu rudal menghantam tarmak (tempat parkir pesawat) di bandar udara tersebut. Di Lebanon selatan, tiga prajurit Lebanon cedera Ahad larut malam, dalam serangan udara Israel terhadap Sidon, dan dua prajurit lagi cedera dalam aksi serupa di Tyre. Sebanyak 62 orang tewas Ahad dan Senin dinihari, sehingga jumlah korban tewas jadi lebih dari 165 dalam serangan Israel yang dimulai Rabu lalu, demikian hasil penghitungan AFP berdasarkan keterangan sumber resmi dan medis. Pakistan Mengutuk Sementara itu di Islamabad, Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz telah mengatakan Pakistan mengutuk keras kekejaman yang sedang dilakukan terhadap Lebanon dan menegaskan bahwa jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil harus dihentikan segera. PM Pakistan tersebut menyampaikan itu sewaktu berbicara dengan Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora melalui telefon Ahad sore. Shaukat mengatakan, "Kami menyeru masyarakat dunia, anggota tetap Dewan Keamanan, PBB dan lembaga terkait lain untuk turun-tangan." Ia mengatakan Pakistan dengan kuat mendukung rakyat Lebanon dan sepenuhnya menghormati kesatuan wilayah serta kedaulatan mereka. PM Pakistan tersebut mengatakan Islamabad mendesak masyarakat dunia untuk segera melakukan tindakan guna menjamin perdamaian di Lebanon, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006