Kami menjamin keselamatan mereka (korban) dan kami menyambut keputusan mereka untuk melangkah majuManila (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan departemennya akan menyelidiki tuduhan-tuduhan bahwa beberapa staf kedutaannya di Timur Tengah melakukan pelecehan seksual terhadap pekerja Filipina di luar negeri (OFW).
Del Rosario memerintahkan staf kedutaan yang dituduh agar dipulangkan ke Manila untuk menghadapi penyelidikan. Dia juga meminta kepala pos diplomatik di Kuwait, Suriah dan Jordania untuk kembali dan membantu penyelidikan.
"Saya akan mengawasi (penyelidikan) untuk memastikan adanya transparansi, objektivitas dan kelengkapan. Saya ingin hal itu dilakukan secepat mungkin," kata del Rosario dalam konferensi pers, seperti yang dilaporkan Xinhua.
Del Rosario membuat pernyataan ini sehari setelah Perwakilan Akbayan Walden Bello mengungkapkan tiga staf kedutaan melakukan pelecehan seksual dan melacurkan OFW.
Staf kedutaan yang oleh Bello dicap sebagai "predator" itu adalah Mario Antonio, asisten atase tenaga kerja di Yordania, Blas Marquez, seorang karyawan dari Kantor Tenaga Kerja Luar Negeri Filipina (POLO) di Kuwait, dan "Kim," yang merupakan anggota Tim Augmentation dari kedutaan Filipina di Damaskus.
Del Rosario mendapati tuduhan ini "membingungkan." "Laporan (pelecehan seksual), jika benar, dapat dianggap sebagai kriminal. Setidaknya, mereka adalah pelanggar kode etik dan (staf kedutaan) dikenai sanksi," katanya.
Del Rosario bertemu dengan Bello pada Rabu pagi untuk membahas tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Bello untuk membawa masalah ini ke permukaan dan mereka sepakat untuk menyusun informasi untuk menyelidiki tuduhan ini lebih lanjut.
Dia juga mendorong untuk membawa penyalahgunaan OFW ke departemen luar negeri dan mengajukan keluhan.
"Kami menjamin keselamatan mereka (korban) dan kami menyambut keputusan mereka untuk melangkah maju," katanya.
Satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok hak asasi migran Filipina Migrante mengatakan, OFW yang menjadi korban rayuan seksual dan penyalahgunaan oleh beberapa staf kedutaan hendaknya bersedia bersaksi jika pihak berwenang akan memberikan keamanan.
"Seorang korban OFW bersama dua orang lainnya menyampaikan kepada kita bahwa mereka akan mengeluarkan surat pernyataan, dan akan mengajukan keluhan jika pihak berwenang Filipina bisa menjamin keselamatan mereka dan memberikan keamanan setelah kembali ke Filipina," kata Wakil Ketua Migrante John Leonard Monterona.
Monterona mengatakan, kelompoknya menyambut seruan untuk menyelidiki pelanggaran tuduhan seksual itu, dan mencatat bahwa pelanggaran tersebut telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.
"Ini bukan hal baru karena kami telah melaporkan hal ini tahun lalu tentang pejabat Filipina yang mengambil keuntungan dari wanita OFW yang tertekan", katanya.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013