Timika (ANTARA) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua Tengah menggelar diskusi publik untuk memerangi laju perkembangan kasus human immunodeviciency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di daerah ini.
Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah (DPD) KNPI Provinsi Papua Tengah Paskalis Boma melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Timika, Senin, mengatakan tujuan pelaksanaan diskusi publik ini untuk mengoptimalkan peran kepemudaan dalam rangka mencegah laju penyebaran HIV/AIDS.
"Berdasarkan data kasus HIV/AIDS yang kami peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan sebaran kasus di wilayah adat Meepago angkanya cukup tinggi, terutama di Kabupaten Nabire dan Mimika," katanya.
Baca juga: Dinkes: Berganti pasangan faktor penular HIV-AIDS terbanyak di Papua
Menurut Paskalis, pelaksanaan diskusi publik ini dikemas dalam sebuah ruang edukasi yang mengacu dari tingginya jumlah kasus HIV/AIDS di Papua Tengah, yang menjadi ancaman serius bagi masyarakat.
"Kami melibatkan pemuda dalam kerja-kerja penanggulangan HIV/AIDS di Provinsi Papua Tengah, juga bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)," ujarnya.
Dia menjelaskan KNPI Papua Tengah melihat ruang bagi unsur kepemudaan untuk dapat memainkan peran terkait pencegahan dan juga penanggulangan HIV/AIDS melalui sosialisasi.
"Kami menyadari bahwa pemuda dapat menjadi objek, tetapi juga subjek dalam konteks HIV/AIDS, sehingga inilah yang menjadi semangat untuk membantu pemerintah menekan angka kasus tersebut," katanya.
Baca juga: Tren kasus HIV/AIDS di Jayapura sebagian besar pada usia produktif
Baca juga: Gubernur Papua minta masyarakat hilangkan stigma negatif terhadap ODHA
Dia menambahkan berdasarkan persentase per wilayah adat, di Meepago angka HIV/AIDS tertinggi, yakni 19.265 kasus, dua kabupaten di wilayah adat ini dengan angka kasus tertinggi, yakni Nabire 9.412 kasus dan Mimika 7.130 kasus.
"Persentase angka kasus HIV dan AIDS ini kami peroleh per Mei 2023, kami berharap organisasi kepemudaan, paguyuban maupun masyarakat untuk terus mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS," ujarnya.
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023