Batam (ANTARA News) - Kabut asap tebal dari kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera kembali menyelimuti Singapura dan Batam, Kamis siang, yang mengakibatkan jarak pandang pendek dan membuat mata perih.

"Siang ini, PSI (indeks standar polutan) `reading` sudah mencapai 371 di Singapura, ini termasuk yang terparah," kata Bagian Urusan Penerangan Kedutaan Besar RI untuk Singapura, Simon kepada ANTARA, Kamis.

Ia mengatakan, Pemerintah Singapura sudah mengeluarkan pernyataan keras yang mengecam pembakaran hutan yang berujung pada kabut asap.

Sementara itu, di Batam, kabut tebal juga menyelumuti seluruh pulau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem akibat kabut asap itu.

Pantauan citra satelit NOAA-15 terjadi peningkatan aktivitas titik panas menjadi 234 titik panas di wilayah Sumatera yang tersebar di sekitar Propinsi Riau Jambi dan Sumatera Utara. Dan Hasil MODIS BMKG menunjukkan adanya 1.403 titik panas di wilayah Sumatera.

Sementara angin rata-rata di sekitar Riau dan Kepulauan Riau bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat Laut, yang mendukung penyebaran asap di wilayah Kepulauan Riau dan mengakibatkan jarak pandang mendatar secara umum menurun menjadi kurang dari 4 km, sedangkan di wilayah Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Tarempa bisa mencapai kurang dari 1 km.

BMKG memperkirakan kondisi itu akan berlangsung hingga Jumat (21/6) pukul 10.00 WIB.

Meski begitu, ia mengatakan jika terjadi hujan, maka kabut akan hilang. Sebaliknya, jika kelembaban menurun, maka debu akan terbawa ke bawah dan mempertebal kabut di udara.

Warga Batam mengeluhkan kabut yang mulai menebal kembali pada Kamis siang.

"Tadi pagi sudah mulai terang, sekarang kabut sepertinya makin parah dibanding kemarin," kata warga Sekupang, Alkace.

Ia berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah kebakaran hutan di Riau agar tidak terjadi kabut asap di Batam.

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013