Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo menekankan penerapan aplikasi Pusat Jejaring Inovasi Daerah atau Puja Indah di daerah tertinggal harus menjadi prioritas.
"(Pada beberapa kasus) tidak ada inovasi yang mereka (daerah tertinggal) bisa laporkan gitu, ya udah Puja Indah dulu. Output pertama dari penerapan Puja Indah harus bisa dilihat di IID (Indeks Inovasi Daerah) biar ada motivasi bagi daerah tersebut untuk terus berinovasi," kata Yusharto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Puja Indah merupakan layanan pemerintahan berbagi pakai berbasis data input yang dikembangkan untuk mempercepat layanan pemerintahan melalui layanan elektronik dalam satu platform. Melalui aplikasi ini, pemerintah daerah dapat lebih cepat menggandakan inovasi.
Menurutnya, penerapan aplikasi Puja Indah harus sesuai dengan filosofi awal yang melatarbelakangi lahirnya aplikasi tersebut, yakni membantu daerah meningkatkan inovasi.
Sementara itu, daerah yang masih banyak mengalami kendala dalam meningkatkan inovasinya kebanyakan merupakan daerah tertinggal.
"Khusus Puja Indah ini didedikasikan untuk daerah-daerah yang terbelakang agar mereka bisa menginisiasi (inovasi)," jelasnya.
Baca juga: BSKDN minta gunakan aplikasi Puja Indah optimalkan pelayanan publik
Yusharto menyampaikan Bimtek Puja Indah diikuti oleh 54 daerah dengan total 70 peserta tersebut bisa membuat daerah menginformasikan dengan baik berbagai upaya peningkatan inovasi di wilayahnya masing-masing.
Dia berharap penerapan Puja Indah dapat dicatatkan sebagai inovasi dalam aplikasi IID. Pihaknya juga mendorong Puja Indah tidak disamakan dengan aplikasi berbagi pakai lainnya.
"Pada saat mereka balik itu (selesai bimtek) sudah tahu bagaimana mereka kerja, paling tidak mereka sudah bisa mengisi sampai dengan tingkat operator katakanlah yang di dinas-dinas," tambahnya.
Tak hanya itu, Yusharto meminta pemda diberi pengertian mengenai kualitas data yang di-input. Hal ini bertujuan agar data yang di-input tidak hanya bermanfaat bagi daerahnya semata, tetapi dapat dimanfaatkan hingga tingkat nasional.
"Data itu bukan sekadar di-input tetapi dapat kita gunakan, kita mining lebih jauh sehingga input-an dari setiap daerah itu akan dibaca oleh command center kita dan bisa dimanfaatkan hingga tingkat nasional," pungkas Yusharto.
Baca juga: BSKDN adopsi WebGIS Kubu Raya agar dapat digunakan di tingkat nasional
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023