Jakarta, (ANTARA News) - Kerusakan sumber daya mangrove saat ini mencapai 70 persen dengan rincian 48 persen (seluas 4,510 juta ha) dalam kondisi rusak sedang dan 23 persen (2,146 juta ha) dalam kondisi rusak."Kondisi hutan mangrove telah mengalami kerusakan dan pengurangan luas secara cepat," kata Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Dephut, Darori pada Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove, di Jakarta, Senin (17/7).Sebenarnya Indonesia memiliki potensi sumber daya mangrove 9,362 juta ha, tersebar di dalam kawasan hutan seluas 3,7 juta ha dan di luar kawasan hutan seluas 5,66 juta ha.Ia mengatakan, terjadinya bencana tsunami di NAD pada 26 Desember 2004 telah semakin membangkitkan kesadaran masyarakat dan dunia internasional akan nilai pentingnya vegetasi atau hutan yang tumbuh di kawasan pantai, khususnya hutan mangrove.Untuk mengatasi kerusakan hutan mangrove lebih luas, maka Dephut (sebelum bencana tsunami) telah melaksanakan upaya pemulihan fungsi hutan mangrove melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) serta pengembangan model-model pengelolaan mangrove.Pada tahun 2004, telah direhabilitasi melalui program Gerhan seluas 5.075 ha, pada 2005 seluas 29.526 ha, dan pada 2006 Dephut merencanakan merehabilitasi sekitar 2.790 ha.Sementara itu, Menhut MS Kaban mengatakan, untuk mencegah dan mengendalikan laju degradasi ekosistem hutan mangrove perlu penekanan upaya pengintegrasian visi, misi dan program kegiatan antar sektor yang terkait dengan pengelolaan ekosistem mangrove.Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah menyusun "Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Indonesia" yang pada saat ini sedang dalam proses mendapatkan legalitas hukum dari pemerintah.Sementara itu untuk memperkuat kelembagaan pengelolaan ekosistem hutan mangrove, Dephut telah mengusulkan pembentukan balai pengelolaan hutan mangrove yang diharapkan dapat membantu dalam penyebarluasan informasi dan modul-modul pengelolaan mangrove di Indonesia.(*)
Copyright © ANTARA 2006