"(suspek) Cacar monyet sekarang ada satu," kata Kepala Dinkes Kabupaten Garut, Leli Yuliani kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan pasien yang diduga terjangkit cacar monyet itu sudah mendapatkan penanganan medis khusus di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.
Kondisi pasien, kata dia, menunjukkan gejala seperti terjangkit cacar monyet di antaranya demam, kemudian pembengkakan kelenjar getah bening, dan timbul cacar seperti umumnya.
Baca juga: DKI pantau perkembangan kasus cacar monyet selama dua pekan ke depan
Baca juga: Dinkes DKI pastikan fasilitas kesehatan siap tangani cacar monyet
"Gejalanya ke arah sana ya, ada demam di awal, kemudian tiba-tiba hari keempat muncul kayak cacar," katanya.
Ia menyampaikan pasien suspek itu berusia sekitar 30 tahun yang saat ini oleh tim medis rumah sakit masih terus diamati setiap perkembangannya, dan sedang dilakukan uji sampel di Laboratorium Kementerian Kesehatan.
Hasil laboratorium itu, kata dia, belum mendapatkan hasilnya, diperkirakan baru keluar hasil laboratorium itu kurang lebih sepekan.
"Ya, sudah dilakukan, nanti lihat hasilnya. Ini juga baru suspek, ya, belum ada hasilnya," kata Leli.
Ia menambahkan ancaman wabah cacar monyet itu gejalanya hampir sama dengan cacar biasa, cuma yang bedanya ada pembengkakan kelenjar getah bening pada pasien.
Cacar monyet itu, kata dia, merupakan penyakit yang awalnya menular dari hewan, namun sekarang penularannya sudah dari manusia ke manusia, untuk itu apabila ada yang cacar agar tidak bersentuhan langsung atau kontak fisik.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksa diri ke dokter atau tempat fasilitas pelayanan kesehatan terdekat ketika mengeluhkan sakit seperti cacar monyet agar secepatnya bisa ditangani secara dini oleh petugas medis.
"Sebetulnya, sakit apapun memang harus segeralah dilakukan pemeriksaan, ya, ke fasilitas kesehatan yang terdekat," katanya.*
Baca juga: Wali Kota Jakbar minta warga patuh terapkan PHBS cegah cacar monyet
Baca juga: PDPOTJI teliti obat herbal oles cacar monyet
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023