"Perlu terus dipantau penambahan kasus positif cacar monyet di Jakarta dan Indonesia minimal sampai dengan 24 November 2023," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Pemantauan tersebut dilakukan berdasarkan prediksi inkubasi virus cacar monyet. Yakni dua kali masa inkubasi terpanjang atau enam minggu dari 13 Oktober 2023 kasus transmisi lokal pertama ditemukan di Indonesia.
Baca juga: Dinkes DKI pastikan fasilitas kesehatan siap tangani cacar monyet
Pemantauan dilakukan bisa dengan cara penemuan kasus aktif yang perlu dilakukan terutama kelompok-kelompok tertentu dan orang bergejala atau yang berpotensi menular lewat seksual.
Data global menyebutkan 95 persen ditularkan melalui kontak seksual. "Data global sudah ada lima persen penularan droplet pada anak, ibu hamil, ibu menyusui, lansia sebagai kelompok rentan lainnya," kata Ngabila.
Baca juga: Dinkes DKI sebut 24 kasus cacar monyet semua laki-laki gejala ringan
Masyarakat juga diimbau untuk tidak terus berpikir negatif, terlalu cemas. Hal itu karena pemantauan kasus cacar monyet sebagai upaya penemuan deteksi dini yang secepatnya diobati untuk memutus rantai penularan.
Berdasarkan data terakhir, Dinkes DKI Jakarta mencatat sebanyak 28 kasus positif total cacar monyet (mpox) di wilayah DKI Jakarta berdasarkan data harian 3 November 2023 pukul 19.00 WIB. Semuanya berjenis kelamin laki-laki bergejala ringan.
Lalu, sebanyak delapan orang berstatus suspek atau terduga bergejala cacar monyet. "Kasus positif aktif 27 orang, satu kasus sudah sembuh, tingkat positif PCR 29 persen," kata Ngabila saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (4/11).
Adapun total penerima vaksin cacar monyet saat ini sudah tuntas dari target 495 orang.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023